Kamis 07 Dec 2017 09:31 WIB

Air Minum Kemasan Berfluorida Disebut Berbahaya Itu Hoaks

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Air minum dalam berbagai kemasan, ilustrasi
Air minum dalam berbagai kemasan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini ada kekhawatiran berlebihan tentang kandungan fluorida dalam air minum kemasan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Ini semua murni sebatas teori politik dan konspirasi.

Kandungan fluorida dalam air minum kemasan berjuta-juta kali lebih kecil dibanding dosis fluorida yang dibutuhkan untuk membahayakan kesehatan. Ahli Biologi, Matan Shelomi mengatakan seseorang perlu meminum sekolam besar air minum dalam kemasan per jam agar mengalami overdosis fluorida atau fluorosis.

Penelitian terbaru justru menemukan fakta air berfluorida mencegah kanker mata. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat. "Fluorida ternyata memiliki manfaat tak terduga," katanya, dilansir dari Forbes, Kamis (7/12).

Ratusan juta orang Amerika meminum air dalam kemasan berfluorida setiap hari dan persentase mereka yang bereaksi alergi sangat kecil dibanding orang yang alergi kacang tanah, gandum, dan kerang. Tidak ada penelitian medis kredibel yang membuktikan fluorida menyebabkan masalah kesehatan secara sistemik.

Fluorida dalam air kemasan sering dikatakan perusak gigi. Fluoridasi air pertama kali diperkenalkan di Grand Rapids, Michigan pada 1945. Proses ini sempat disebut penyebab karies gigi karena fluorida memiliki efek kariostatik yang membuat enamel gigi lebih tahan terhadap asam.

Sekarang sudah hampir 66 tahun sejak fluorida ditambahkan ke air minum dalam kemasan dan sejauh ini belum ada bukti substansial hubungan antara fluoridasi air dengan kanker. Tidak ada studi yang menunjukkan potensi risiko kesehatan akibat fluoridasi air. Ini juga hasil penelitian Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional Australia (NHMRC) yang melakukan tinjauan sistematis yang diterbitkan pada 2007. NHMRC menemukan fluoridasi justru mengurangi karies gigi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement