REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Rumah tangga di sejumlah wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang terus mengalami kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram. Selain di tingkat pengecer, kesulitan yang sama juga terjadi di tingkat pangkalan.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, gas bersubsidi Pemerintah ini mulai sulit didapatkan di sebagian wilayah Kecamatan Tengaran.Tak hanya rumah tangga, sejumlah pelaku usaha kecil yang selama ini mengandalkan gas tabung melon ini pun mulai mengeluh.
Seperti diungkapkan Mujiati (32 tahun), warga Tengaran yang sehari-hari membuka lapak aneka sarapan pagi. "Kemarin, saya hanya dapat satu tabung elpiji tabung melon. Untuk mengolah bubur, sayuran dan membuat bacem tempe sudah habis," ungkapnya, Kamis (7/12).
Padahal, ujarnya, setiap pagi ia harus menyediakan sejumlah menu sarapan seperti pecel, sayur lodeh, tempe dan tahu goreng, ketan kukus, bubur nasi, dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan warga yang belum sempat memasak.
Untuk itu, setiap dua hari sekali ia membutuhkan dua tabung LPG untuk mengolah berbagai menu masakan untuk sarapan tersebut. Namun dalam dua hari terakhir ia hanya bisa mendapatkan satu tabung dari pengecer di kampungnya. Seingatnya, kesulitan untuk mendapatkan elpiji tabung 3 kilogram ini sudah berlangsung hampir sepekan terakhir.
"Jika hari ini tak bisa mendapatkan dua tabung elpiji 3 kilogram, mau tak mau harus berhenti berjualan. Buat apa kalau bisa berjualan tetapi jenis menu masakannya terbatas, " kata Mujiati.
Yulianto (23 tahun), salah seorang karyawan Toko Galaxi Market di Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran mengatakan, selama ini tidak ada perubahan dengan jatah pasokan elpiji 3 kilogram. Namun ia mengakui dalam sepekan ini permintaan cukup tinggi.
"Jatahnya sama, 25 tabung tiap pengiriman dua kali dalam sepekan. Namun beberapa hari terakhir 25 tabung ini selalu habis dalam satu hari. Sehingga banyak warga yang tak kebagian saat mau membeli LPG 3 kilogram ini," ungkapnya.
Sedangkan untuk meminta tambahan jatah pasokan untuk sementara tidak dapat dipenuhi oleh agen. Sehingga persediaan elpiji tabung melon ini selalu kosong selama dua hari.
Meski begitu, ia tak mengetahui secara pasti apakah pembeli tersebut warga di sekitar tokonya atau warga dari lain desa atau dari luar Kecamatan Tengaran. "Tapi memang gas ini selalu cepat habis beberapa saat setelah pasokan agen datang. Cuma ini hampir sepekan ini belum dikirim lagi," tambahnya.
Salah seorang pengelola pangkalan elpiji 3 kilogram di Kaliwaru, Tengaran, Hartini (41 tahun), mengaku, jatah kiriman dari agen di Ungaran tetap sama yakni 100 tabung. Namun ia mengaku sejak satu bulan terakhir ada perubahan jadwal pengiriman.
"Ini sudah dua kali pengirimannya terlambat, karena ada hari libur pada Jumat pekan lalu. Sebabnya apa kami juga tidak tahu menahu," ujarnya.
Perihal kesulitan warga dalam mendapatkan LPG 3 kilogram ini diamini oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, M Natsir. Ia mengakui di lapangan memang terjadi lonjakan permintaan dari masyarakat. Kondisi ini dipengaruhi adanya libur panjang akhir pekan serta kondisi cuaca baru baru ini yang cenderung kurang bersahabat akibat pengaruh siklon tropis.