REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan nelayan tradisional dan Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta menemui Gubernur Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menyampaikan aspirasi sekaligus bahan kajian terkait reklamasi di Teluk Jakarta yang telah mereka lakukan sejak lama.
Ketua Komunitas Nelayan Tradisional Iwan Karmidi mengatakan, nelayan tradisional di utara Jakarta merasakan dampak buruk akibat reklamasi di sana. Sejak pertama kali pantai di utara Jakarta diurug, kata dia, nelayan kian sengsara lantaran akibat yang ditimbulkan dari reklamasi itu.
"Nelayan selama ini sudah disengsarakan sekitar tiga tahun, belum ada yang tanggung jawab dan dampak reklamasi sangat buruk buat nelayan," kata dia Anies saat melakukan keterangan pers di Balai Kota bersama Anies, Kamis (7/12).
Jika reklamasi 17 pulau dilanjutkan, kata Iwan, itu berarti nelayan sengaja diusir dari Teluk Jakarta. Dia meminta Anies untuk membatalkan reklamasi sesuai janji kampanyenya pada Pilkada DKI beberapa waktu lalu. Iwan juga menyatakan, nelayan tetap bersatu untuk melawan siapapun yang berniat meneruskan reklamasi.
"Kami nelayan tetap akan berusaha dan akan berjuang reklamasi itu harus dihentikan karena untuk menyelematkan Teluk Jakarta dan masyarakat nelayan pesisir Teluk Jakarta," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Anies menyambut baik aspirasi dari nelayan dan juga aktivis yang telah bergerak lama mengadvokasi warga terkait reklamasi Teluk Jakarta. Dia berjanji aspirasi dan kajian yang dilakukan itu akan menjadi pertimbangan baginya dalam mengambil keputusan terkait reklamasi.
"Mereka sudah bergerak lama di sekitar tema reklamasi dan memiliki bahan-bahan yang cukup kaya, kami sampaikan terimakasih bahan-bahan itu akan kita jadikan bahan untuk nanti menyusun kebijakan," ujar dia.