Jumat 08 Dec 2017 06:45 WIB

Dokter Muslim Perintis Anestesi

Rep: hri/dessy susilawati/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

Ibnu Zuhr

Ia dijuluki sebagai bapak ilmu bedah eksperimental. Ibnu Zuhr dokter Muslim kelahiran Seville, Spanyol itu memang telah dianggap telah berjasa memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu bedah. Sang dokter pun tercatat sebagai dokter perintis yang memperkenalkan metode bedah manusia dan autopsi.

Ibnu Zuhr belajar di Universitas Cordoba. Dia merupakan keluarga Bani Zuhr yang menghasilkan lima generasi dokter, termasuk dua dokter perempuan yang bertugas di Almohad penguasa Abu Yusuf Ya'qub Al-Mansur. Ibnu Zuhr juga merupakan guru dari Averroes. Dia mulai melakukan praktik dan pelatihan medikal setelah ayahnya, Abu'l-Ala Zuhr.

Dia dikenal sebagai pencetus operasi berkat percobaan yang dilakukannya. Awalnya, ia menguji coba hewan, selanjutnya ia mencoba pembedahan terhadap mayat. Cara ini kemudian dikenalkan olehnya kepada manusia berkat hasil eksperimennya itu.

Ibn Zuhr juga disebut sebagai anestesiolog. Dalam anestesiologi, anestesi modern dikembangkan dalam Islam Spanyol. Dia merupakan dokter pertama yang menemukan teknik anestesi lewat pernapasan.

Al-Zahrawi

Ahli bedah yang termasyhur hingga ke abad ke-21 itu bernama lengkap Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ia terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan keturunan Arab Ansar yang menetap di Spanyol. Di kota Cordoba itulah dia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga tutup usia.

Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia, Al-Tasrif-- Al-Zahrawi secara perinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika, seperti deodoran, hand lotion, dan pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil karya Al-Zahrawi.

Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang 50 rumah sakit yang menawarkan pelayanan yang prima.

Orang Barat mengenalnya sebagai Abulcasis. Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Karya dan hasil pemikirannya banyak diadopsi para dokter di dunia Barat. ''Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,'' ujar Dr Campbell dalam History of Arab Medicine. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement