REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo meminta sejumlah organisasi masyarakat untuk terlibat dalam kepanitiaan pembangunan Masjid Raya Taman Sriwedari. Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo mengatakan, dilibatkannya keempat ormas Islam terbesar di Solo itu agar dapat memberikan masukan terkati pembangunan masjid yang akan dimulai tahun depan.
Masing-masing perwakilan dari keempat ormas tersebut, kata dia, akan dilantik langsung oleh Wali Kota Solo dalam waktu dekat. "Panitia pembangunan Masjid segera dikukuhkan Wali Kota, susunannya sudah lengkap barusetelah itu kita adakan rapat pleno untuk penetapan desain masjinya," tutur Purnomo pada Kamis (7/12).
Dia menjelaskan, di antara keempat ormas yang diminta mengirimkan perwakilannya untuk kepanitiaan pembanunan Masjid Raya Taman Sriwedari adalah Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, dan Majelis Tafsir Al Quran.
Purnomo mengatkan, desain masjid saat ini telah memasuki tahap akhir. Masjid Raya Taman Sriwedari, kata dia, memiliki konsep desain Jawa Klasik. Konsep tersebut terinspirasi dari bangunan Masjid di beberapa wilayah seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kudus, Masjid Lasem Rembang, dan Masjid Agung An Nur Pekanbaru.
Kendati demikian, desain masjid juga dipadupadankan dengan gaya arsitektur modern. Lingkungan sekitar Masjid juga dirancang menjadi kawasan terbuka hijau yang dapat digunakan berbagai aktivitas warga. Masjid Taman Raya Sriwedari diperkirakan dapat menampung sebanbyak 76 ribu jamaah.
"Disainnya Jawa Klasik dan dengan halamannya yang luas semoga bisa menampung jamaah untuk Idul Fitri dan Idul Adha," katanya.
Selain itu, Masjid yang akan dibangun di lahan seluar 17 ribu meter persegi itu juga akan dilengkapi dengan lima buah menara. Dimana untuk menara utama akan dibangun setinggi 99 meter.
Menurut Purnomo, ketinggian menara utama yang telah ditentukan itu mempunnyai makna untuk mengingatkan jamaah akan Asmaul Husna. Warga pun dapat mengakes menara tersebut, sebab Pemkot Solo berencana memasang lift di menara itu.
"Lima menara tersebut tak hanya mendukung kemegahan Masjid Raya Taman Sriwedari. Namun, juga mempunyai makna filosofi tersendiri. Lima buah menara itu memiliki simbol Rukun Islam dan Pancasila," ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Solo, Endah Sitaresmi mengatakan, pembangunan Masjid Raya Taman Sriwedari tak hanya melibatkan ormas Islam dan ulama. Kata dia, Pemkot Solo juga berkonsultasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Ikatan Arsitek Indonesia dan sejumla htokoh masyarakat. "Kami konsultasikan setiap tahap pembangunan masjid ini dengan pihak-pihak terkait. Kami hati-hati betul untuk menyusun desainnya," jelas dia.