REPUBLIKA.CO.ID, MUARA TEWEH -- Sedikitnya 150 rumah warga di tujuh desa di Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara, diterjang banjir bandang akibat meluapnya Sungai Teweh, anak Sungai Barito.
"Banjir bertambah naik sejak Kamis sore atau menjelang Maghrib hingga malam ini," kata Sekretaris Kecamatan Gunung Purei Winardi Aspirin ketika dihubungi dari Muara Teweh, Kamis (7/12) malam.
Menurut Winardi, ratusan rumah di tujuh desa itu berada di dataran rendah, antara lain Desa Lampeong I, Lampeong II, Lawarang, Muara Mea, Linon Besi I, Linon Besi II, dan Desa Tanjung Harapan.
Ketinggian banjir di tujuh desa itu bervariasi antara 2 meter hingga 4 meter. Desa Lampeong II paling parah terkena dampak banjir tersebut. "Banjir bandang kali ini lebih tinggi dibandingkan dengan banjir sebelumnya," kata Winardi yang rumahnya juga tergenang banjir dengan ketinggian 1,5 meter.
Warga yang rumahnya terendam banjir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau menumpang ke keluarga yang rumahnya tidak terendam banjir. "Kami berharap banjir bandang ini cepat surut sehingga aktivitas warga tidak terganggu, apalagi saat ini anak sekolah sedang melaksanakan ujian," ujar Winardi.
Dia mengatakan banjir akibat luapan air sungai biasanya tidak lama surutnya atau paling lama sekitar delapan jam.
Banjir bandang di Kecamatan Gunung Purei yang merupakan kecamatan paling pedalaman di Kabupaten Barito Utara dan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini kemungkinan akan berdampak pada desa-desa di Kecamatan Teweh Timur yang berada di hilir.