REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel mengundang reaksi keras dari berbagai negara. Keputusan tersebut dinilai akan menjadikan konflik yang terjadi tak berkesudahan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas mengatakan PBNU mengecam keras tindak Trump. Kendati demikian Robikin mengimbau agar tidak ada kelompok masyarakat yang melakukan protes dengan cara kekerasan.
"Karena kekerasan akan menimbulkan persoalan baru," ujar Robikin saat jumpa pers terkait sikap PBNU atas sikap Trump, di Kantor PBNU, Kamis (7/12).
Walaupun demikian Robikin juga memahami perasaan masyarakat yang menginginkan agar pemerintah Indonesia mempertanyakan sikap Trump ke Kedutaan AS di Indonesia dengan lebih tegas lagi. Namun Robikin mengimbau agar tetap melakukannya sesuai koridor hukum.
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan, PBNU akan mengirimkan beberapa pengurusnya ke kedutaan AS di Indonesia, Jumat (8/12). Kedatangannya untuk menyatakan sikap dan menyampaikan aspirasi dari warga NU di level bawah.
"Besok Insya Allah setelah Jumatan ke kedutaan menyatakan sikap sembari menyampaikan aspirasi dari daerah yang mengalir," kata Helmy.