REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Hakim federal Argentina Claudio Bonadio mengatakan saat ini dirinya tengah mencari cara untuk melakukan penangkapan terhadap mantan presiden Cristina Fernandez de Kirchner. Ia diduga terlibat dalam sebuah rekayasa politik di negara itu.
Menurut Bonadio, Fernandez ikut terlibat dalam sebuah rencana menutupi ketelibatan pejabat senior Iran dalam serangan bom di lingkungan penduduk Yahudi di Buenos Aires pada 1994. Selain itu, mantan menteri luar negeri di era kepemimpinan Fernandez, Hector Timerman juga disebut terlibat dengan kasus ini dan diminta untuk menjalani tahanan rumah.
Kemudian ada dua orang terdekat Fernandez, yaitu Carlos Zannadi dan Luis D'Eloa yang juga ditangkap pada Kamis (7/12) pagi. Kasus serangan teror yang disebut paling mematikan di Argentina itu telah membuat 85 orang tewas.
Fernandez menjadi presiden Argentina selama delapan tahun, dimulai pada Desember 2007. Saat ini ia menjabat sebagai senator negara dan mendapatkan kekebalan parlementer yang melindungi dirinya dari hukuman.
Agar dapat menjalani proses hukum, senat Argentina harus mengangkat kekebalan tersebut. Setidaknya jumlah suara mayoritas harus mencapai dua pertiga dari seluruh anggota.