Jumat 08 Dec 2017 07:49 WIB

Jumlah Kerugian Banjir Bandang Pacitan Capai Rp 600 Miliar

Pemandangan saat banjir merendam sejumlah desa dan kelurahan termasuk pusat Kota Pacitan, Jawa Timur, Rabu (29/11).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Pemandangan saat banjir merendam sejumlah desa dan kelurahan termasuk pusat Kota Pacitan, Jawa Timur, Rabu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Kerugian yang dialami seluruh elemen masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ditaksir mencapai Rp 600 miliar lebih. Jumlah kerugian ini kemungkinan bisa bertambah, karena perhitungan belum selesai dilakukan.

"Total kerugian, sementara perhitungan dari tim kurang-lebih mencapai Rp600 miliar," kata Bupati Indartato saat menyampaikan sambutan menjelang digelarnya doa bersama dan Hari Kesetiakawanan Sosial serta Peringati Hari Kesukarelawanan Internasional bencana banjir dan tanah longsor di hadapan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Pendopo Kabupaten Pacitan, Kamis (7/12) malam.

Jumlah kerugian dimungkinkan masih terus bertambah, seiring perhitungan yang terus dilakukan. Menurut penjelasan Indartato, kerugian sangat besar lantaran banjir bandang dan tanah longsor berdampak meluas di 12 kecamatan yang ada di daerah itu.

Ia menyebut beberapa data kerusakan infrastruktur seperti 89 SD dan SMP-SMK (rusak berat 68, rusak sedang 21 sekolah), jalan rusak dengan panjang sekitar 19 kilometer di 78 ruas. Selain itu, jembatan yang rusak, termasuk jembatan gantung yang putus atau rusak berat tercatat sebanyak 21 unit/titik, tanggul di 23 titik dengan panjang 462 meter.

Indartato menambahkan, luas areal pertanian yang rusak akibat banjir-longsor pada Senin (27/11) hingga Selasa (28/11) mencapai 1.285 hektare, ternak hilang sapi 117 ekor, kambing 1.583 ekor.

"Sedangkan mobil yang rusak belum kami hitung, namun jumlahnya sangat besar," katanya.

Bupati Indartato mengatakan, bantuan-bantuan saat ini terus mengalir, termasuk dari Kementerian Sosial serta hasil mobilisasinya melibatkan CSR BUMN maupun lembaga internasional dan NGO/LSM lain.

"Alhamdulillah, dengan Ibu Menteri (Mensos Khofifah) hari jumat (1/12) ke sini juga Pak SBY (Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono), bantuan sungguh luar biasa. Kami ucapkan terima kasih kepada semua yang peduli terhadap masyarakat Pacitan, baik yang memberikan bantuan tenaga, uang ataupun dalam bentuk lainnya," katanya.

Bantuan finansial dari para donatur dan dermawan dari berbagai daerah saat ini terus mengalir melalui rekening bantuan yang dibuka Pemkab Pacitan. Total dana terkumpul sementara mencapai Rp800 juta lebih, dan kata Indartato dana itu masih akan dipertimbangkan untuk dialokasikan guna membantu penyediaan material guna membangun kembali sekitar 400-an unit rumah yang rusak berat dan telah diidentifikasi tim TNI.

"Semoga datanya (rumah rusak) bisa segera valid sehingga bisa segera ditindaklanjuti untuk rehabilitasi dan penyaluran bantuan yang ada," katanya.

Indartato mengatakan, sampai saat ini pengungsian masih ada dan tersebar di sejumlah titik kecamatan dengan jumlah pengungsi mencapai 1.000 orang, dari sebelumnya sempat mencapai 16 ribu pengungsi di 12 berbagai posko penampungan sementara. Sedangkan rumah rusak, data sementara tercatat sebanyak 4.609 rumah. Rinciannya, rusak berat 1.716 unit.

"Alhamdulillah, dari Provinsi Jawa Timur melalui Bapak Pangdam mulai hari ini sudah dikerjakan pembenahan rumah, kurang lebih nanti 460 unit," ujarnya.

Indartato mengatakan saat ini Pemkab Pacitan menetapkan status transisi darurat untuk pembenahan-pembenahan, setelah sebelumnya ditetapkan status tanggap darurat tahap 1 dan 2.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement