Jumat 08 Dec 2017 09:33 WIB

General Electric akan Lakukan PHK 12 Ribu Karyawan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
General Electric
Foto: Reuters
General Electric

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- General Electric Co berencana merampingkan dan menstabilkan bisnis energi mereka dengan mengurangi 12 ribu pekerja.

Reduksi SDM ini, baik tenaga ahli maupun pekerja biasa, mencapai 18 persen dari total tenaga kerja GE Power. Produsen gas turbin itu merasa harus lebih efisien karena konsumen makin beralih ke energi hijau.

Langkah itu merupakan bagian strategi yang diambil CEO GE John Flannery. GE juga akan mengurangi dividen kuartalan dan menjual beberapa aset mereka serta memberi fokus lebih pada riset dan pengembangan.

Perampingan tenaga kerja dilakukan di beberapa titik operasi GE Power seperti di Greenville, South Carolina, and Schenectady, New York. Pihak GE bahkan sudah bertemu dengan perwakilan Uni Eropa untuk membicarakan rencana pengurangan tenaga kerja di sana.

Flannery juga menyatakan, beban GE bertambah dengan kinerja Alstom yang ternyata mengecewakan. Padahal, akusisi Alstom menelan biaya 10 miliar dolar AS.

Analis William Blair & Co, Nicholas Heymann, menyatakan, langkah GE ini merupakan permulaan. GE masih akan melakukan efisiensi untuk mendukung langkah ke depan.

Pengurangan tenaga kerja akan membantu GE mencapai tujuan mereka menekan biaya hingga satu miliar dolar AS pada 2018 di unit bisnis energi. Hal itu pun adalah satu bagian dari rencana besar efisiensi 3,5 miliar dolar AS sepanjang 2018.

CEO GE Power Russell Stokes menyatakan, langkah ini memang menyakitkan, tapi perlu. ''Tantangan pasar terus meningkat, langkah ini kami harap dapat memperbaiki posisi kami pada 2019 dan seterusnya,'' kata Stokes.

Analis Stifel Financial Corp., Robert McCarthy mengatakan, tekanan industri energi memang makin besar. Langkah GE ini akan memperbaiki marjin di tengah persaingan pasar yang ketat. ''Pasar energi termasuk gas dan batu bara mulai turun,'' kata McCarthy.

GE memiliki 300 ribu pekerja hingga akhir 2016 lalu. GE Power adalah divisi terbesar dengan penjualan mencapai 26,8 miliar dolar AS akhir 2016 lalu. Reorganisasi ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan GE hingga 36,8 miliar dolar AS.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), sumber energi terbarukan seperti energi angin dan energi surya akan mendapat tempat lebih besar di pasar hingga 2040. Energi terbarukan akan menangkat sepertiga investasi energi senilai 11,3 triliun dolar AS.

GE terdampak signifikan dengan turunnya permintaan energi gas. Kompetitor GE seperti Siemens AG juga merasakan hal serupa dan akan mengurangi 6.900 pekerja di seluruh jaringan global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement