REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) menandatangani kontrak kerja sama hilirisasi batu bara dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Jumat (8/12). Melalui kerja sama tersebut, batu bara dari PT Bukit Asam akan diubah menjadi beragam produk akhir yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dengan menggunakan teknologi gasifikasi.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, sebagai tindak lanjut dari kerja sama itu, pihaknya bersama dengan Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri Petrochemical akan membentuk joint venture untuk membangun pabrik pengolahan gasifikasi batu bara. Pabrik tersebut akan dibangun di kawasan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Arviyan menyebut, pabrik dengan teknologi gasifikasi itu akan mengkonversi batu bara muda menjadi syngas. Selanjutnya, syngas dapat diolah kembali menjadi sejumlah produk turunan lain yakni Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.
"(Gasifikasi) ini memberi nilai tambah pada batubara," ujarnya, dalam konferensi pers usai penandatangan head of agreement di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (8/12).
Pabrik pengolahan gasifikasi batu bara itu sendiri ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2022 mendatang. Saat ini, Arviyan menyebut, pihaknya sudah mulai melakukan studi kelayakan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin menambahkan, kerja sama hilirisasi batu bara ditargetkan dapat menghasilkan gas dengan harga yang lebih kompetitif. Sebab, menurut Aas, salah satu tantangan di industri saat ini adalah masih tingginya harga gas yang merupakan bahan baku untuk pupuk.
Sementara, Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra mengatakan, polypropylene yang akan dihasilkan dari proses hilirisasi nanti akan membantu memenuhi kebutuhan polypropylene di dalam negeri. "Saat ini produksi polypropylene belum mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga kerja sama ini akan mengurangi impor," kata dia.