Jumat 08 Dec 2017 13:54 WIB

Dewan Pers Proses Metro TV Soal Massa 212 Disebut Intoleran

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Dewan Pers
Foto: repro matanews
Dewan Pers

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sam Aliano mendatangi gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (8/12), terkait tayangan Metro TV yang diduga melanggar kode etik jurnalistik. Kedatangan Ketua Umum DPP Pengusaha Indonesia Muda itu diterima langsung oleh Kabag Administrasi Penegakan Etika, Pengaduan dan Hukum Dewan Pers, Muhammad Furkon.

"Kita akan verifikasi ke Metro TV. Kita akan tayangkan programnya itu yang dipermasalahkan," ungkap Furkon, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (8/12).

(Baca: Sebut Massa 212 Intoleransi, Metro TV Dilaporkan Sam Aliano)

Setelah itu, lanjutnya, akan diketahui permasalah yang dilaporkan tersebut melanggara pasal berapa dari kode etik jurnalistik. Kemudian, akan diketahui tindakan apa yang harus disikapi Dewan Pers.

"Dalam butir kesepakatan itulah, Metro TV harus melayani hak jawab. Tentu hak jawab itu akan disesuaikan seperti apa. Apakah (saran) live atau tunda," terang Furkon.

Sebelumnya, Sam Aliano juga melaporkan Metro TV terkait salah satu programnya ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Selasa (5/12) siang. Khususnya, terkait konten yang menyebutkan peserta aksi reuni 212 merupakan kaum intoleran dalam program editorial Media Indonesia (MI) yang disiarkan oleh Metro TV, Jumat (1/12) lalu.

Selain melapor ke Dewan Pers, Sam juga melayangkan surat aduan kepihak Kemenkominfo dengan perihal yang sama. Sam mengatakan, surat aduan kepada Kemenkominfo telah dilayangkan. Termasuk CD yang berisi tayangan soal intoleran.

"Nanti Menteri Kominfo Rudiantara akan segera menyikapinya dalam waktu dekat," tambahnya.

Sam sendiri mengaku kecewa dengan tayangan di Metro TV tersebut. Menurutnya, tayangan tersebut sebagai hal yang memalukan. Pasalnya, peserta reuni 212 yang hadir berasal dari berbagai kalangan. Baik warga lokal mau pun keturunan dan dari agama berbeda. Artinya, lanjut Sam, kegiatan reuni 212 tersebut justru merangkul dan mempersatukan seluruh masyarakat dari ras dan agama berbeda.

"Saya kecewa, marah dan tidak terima. Apa yang tayang di Metro TV adalah fitnah dan tidak benar. Apalagi, itu memalukan kami (peserta reuni) di depan jutaan penonton layar kaca. Saya harap Metro TV segera mengklarifikasi dan memberikan penjelasan siapa yang dimaksud kaum intoleransi dan siapa korbannya," keluh Sam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement