REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Nurhidayat (36 tahun) kini memetik buah usahanya. Dia memulai usahanya dengan berjualan rujak buah pada tahun 2015. Awalnya usaha tersebut dirintis bersama istri dengan bermodalkan uang seadanya hingga kemudian dibantu permodalannya oleh Rumah Zakat.
Seiring berjalannya waktu Nurhidayat pun mencoba usaha lain diantaranya bawang goreng dan makaroni pedas. “Saya sempat coba-coba juga membuat makanan lain. Tetapi setelah dibandingkan ternyata makaroni pedas lebih menguntungkan. Akhirnya saya putuskan sekarang hanya produksi makaroni saja,” ujar dia.
Dari awal membangun usaha, dirinya sudah dibantu oleh Rumah Zakat. Mulai dari modal hingga pembinaan semua lengkap dia terima.
Selain dijual eceran di warung, kantin sekolah, dan rumah makan, ia juga menerima pesanan dalam ukuran beragam bergantung pada permintaan pelanggannya. Karena permintaan akan makaroni cukup tinggi, Nurhidayat pun kemudian mempekerjakan lima orang tetangganya untuk membantu produksi.
“Dengan demikian bukan cuma saya yang terbantu. Saya juga ingin tetangga sekitar merasa terbantu dengan adanya lowongan pekerjaan,” katanya
Hingga saat ini makaroni Nurhidayat berkembang pesat. Bapak empat anak ini mengaku dengan memproduksi macaroni pedas kini ia bisa membiayai sekolah anak serta membangun rumah. Omset yang ia terima setiap bulannya pun lebih dari Rp 15 juta.
“Alhamdulillah usaha saya semakin maju. Sekarang dengan dibantu oleh Rumah Zakat produk saya pun sudah punya sertiikasi halal dari MUI dan sedang dalam proses pengurusan PIRT,” kata Nurhidayat.