Jumat 08 Dec 2017 19:13 WIB

21 Pasien Terduga Difteri di Sumbar Dinyatakan Negatif

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Winda Destiana Putri
Petugas mempersiapkan vaksin Pentabio untuk pencegahan penyakit difteri saat imunisasi di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mempersiapkan vaksin Pentabio untuk pencegahan penyakit difteri saat imunisasi di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Sumatra Barat menjadi salah satu daerah terdampak wabah (KLB/ Kejadian Luar Biasa) penyakit difteri di Indonesia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat sepanjang Januari-November 2017 terdapat 23 pasien suspect (terduga) difteri yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Dari seluruh 23 terduga difteri, dua pasien di antaranya dinyatakan positif, sedangkan 21 pasien lainnya dinyatakan negatif difteri.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday menyebutkan, salah satu pasien di Pasaman Barat meninggal dunia pada September 2017, sementara satu lagi di Solok Selatan berhasil dirawat. Merry menyebutkan, untuk saat ini Sumatra Barat tidak ada lagi temuan kasus difteri. Meski sudah nihil kasus difteri, Dinas Kesehatan Sumbar tetap memonitor seluruh fasilitas kesehatan dan gencar melakukan penyuluhan. Sepuluh daerah yang tercatat pernah memiliki pasien terduga difteri adalah Padang, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Bukittinggi, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, dan Agam.

 

"Kasus di Sumbar tidak sama dengan Jabodetabek dan Banten ya kasusnya. Tidak menyeluruh," ujar Merry, Jumat (8/12).

 

Merry juga mengungkapkan, satu pasien di Pasaman Barat yang meninggal dunia diketahui teidak pernah menerima imunisasi sebelumnya. Tak hanya itu, pasien juga tercatat secara medis mengalami gangguan mental.

 

"Nah untuk saat ini tidak ada lagi kasus (difteri). Makanya Sumbar tidak ada imunisasi seperti yang dilakukan DKI (Jakarta) atau Banten," ujar Merry.

 

Mengantisipasi dinamika penyebaran penyakit difteri, Merry tetap memerintahkan seluruh fasilitas kesehatan baik level provinsi hingga puskesmas di kecamatan untuk siaga melayani pasien dengan keluhan gejala difteri.

 

"Untuk bayi balita yang demam pilek sesak nafas segeralah berobat. Periksakan, kalau ada kecenderungan atau suspect akan dirujuk. Sampai dinyatakan tidak," katanya.

 

Selain itu, berdasarkan catatan seluruh 23 pasien suspect tidak lengkap menerima imunisasi. Nantinya Dinas Kesehatan Sumbar akan menggencarkan lagi program imunisasi, termasuk peningkatan cakupan imunisasi baik dasar maupun lanjutan. Pemerintah juga melakukan sweeping dan DOFU (Drop Out Follow Up) yaitu langkah untuk melengkapi imunisasi bagi sasaran yang belum lengkap status imunisasi dasarnya.

 

"Kami juga mapping daerah yang sudah 2-3 tahun tidak UCI (Universal Child Immunization) untuk segera lakukan BLF (Back Log Faighting)," katanya. Selain itu, program surveilans juga dilakukan dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement