REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PSSI kini punya organ sepak bola yang baru. Federasi nasional tersebut resmi membentuk Asosiasi Sepak Bola Perempuan. Organ khusus sepak bola kaum hawa di Tanah Air ini adalah yang pertama dalam kemajuan sepak bola di dalam negeri.
Pembentukan asosiasi khusus pesepak bola kaum hawa ini, terbentuk di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) pada Jumat (8/12). Pembentukannya pun sekaligus dengan digelarnya kongres perdana.
Dalam kongres tersebut dihasilkan struktur kepengurusan periode 2017 sampai 2018. “Pembentukan asosiasi sepak bola perempuan ini, momentum yang baik untuk kebangkitan sepak bola di Indonesia,” kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johar Lin Eng dalam siaran pers resmi federasi yang diterima wartawan pada Jumat (8/12).
Johar mengatakan, pembentukan asosiasi tersebut merupakan tanggapan PSSI atas geliat sepak bola yang semakin maju di Indonesia. Di negara-negara maju dan berkembang seperti Eropa dan beberapa Asia, sepak bola bukan cuma diminati para pemain laki-laki. Perempuan juga ikut turun lapangan dan bertanding serta mengikuti kompetisi.
Bahkan, di Eropa dan Amerika, sepak bola perempuan tak kalah gengsinya dari kompetisi yang digeluti pemain laki-laki. Di Asia dan Malenesia, sepak bola perempuan saat ini juga menjadi fokus utama dalam pengembangan sepak bola.
Di Indonesia, sampai saat ini, PSSI belum mau menggulirkan kompetisi sepak bola perempuan. Namun, menurut Johar, pesepak bola dari kalangan perempuan juga tak kalah banyaknya.
Bahkan, Indonesia pernah punya pesepak bola perempuan seperti Papat Yunisal yang kini juga menjadi anggota Exco PSSI. Reputasi Papat di sepak bola perempuan Indonesia tersebut, pun sekaligus mengantarkan namanya menjadi ketua umum asosiasi yang baru terbentuk ini.
Dari hasil kongres pertama tersebut, Johar menerangkan Papat terpilih aklamasi oleh 12 anggota. Terpilihnya Papat dalam kongres tersebut berbarengan dengan gelaran Piala Pertiwi 2017 yang juga digelar di Palembang.
Para peserta dalam gelaran tersebut sementara ini menjadi anggota dalam asosiasi. “Dengan asosiasi ini membuat kami harus bekerja keras mengejar ketertinggalan prestasi sepak bola perempuan Indonesia,” sambung Johar.
Usai resmi terpilih, Papat mengatakan sebetulnya gagasan kongres sepak bola perempuan sudah muncul sejak empat tahun lalu. Walakin, rencana tersebut urung dilakukan lantaran ragam persoalan.
Dia menjanjikan, keberadaan asosiasi ini akan membuat sepak bola perempuan Indonesia akan lebih baik lagi. Papat mengatakan, sudah punya agenda pasti tentang pengembangan sepak bola perempuan dalam setahun mendatang.
Menurut dia, sepanjang 2018 mendatang, ada tiga agenda penting yang mewajibkan adanya sepak bola perempuan. Yakni, Asian Games 2018, Piala AFF, Liga Sepak Bola Perempuan 2018.
Terkait Asian Games, dia mengatakan, saat ini, federasi sedang menggulirkan Piala Pertiwi. Gelaran tersebut sekaligus proses seleksi timnas sepak bola perempuan yang akan turun di gelanggang Asian Games.
Untuk kompetisi, dia mengatakan, tahun mendatang memang belum memungkinkan digelarnya liga utama sepak bola perempuan. Namun, dia menerangkan, PSSI Papat akan membuat kompetisi yang setara dengan Liga 3.
“Semua agenda ini tentunya membutuhkan dukungan agar sepak bola di Indonesia juga tidak ada diskriminasi (antara laki-laki dan perempuan,” ujar Papat.