Sabtu 09 Dec 2017 00:28 WIB

ICMI Dukung Jokowi untuk Dua Periode

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum ICMI Jimly Asshidiqie (tengah) mendengarkan pidato Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) BJ Habibie (kiri) saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Tahun 2017 di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Jumat (8/12).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum ICMI Jimly Asshidiqie (tengah) mendengarkan pidato Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) BJ Habibie (kiri) saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Tahun 2017 di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memastikan akan mendukung penuh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Bukan hanya untuk periode lima tahun ini, ICMI juga memberikan dukungan agar Jokowi bisa kembali terpilih menjadi Presiden pada pemilihan umum presiden (Pilpres) 2019.

"CMI tidak pernah ragu, tidak perlu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi selama 10 tahun. Bukan untuk kepentingan orang per orang, melainkan semata-mata untuk kemajuan bangsa dalam jangka panjang," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshidiqie dalam pembukaan Silaknas ICMI di Istana Kepresidenan, Jumat (8/12).

Jimly mengatakan, dalam menjalankan program pemerintahan akan cukup stabil jika pemimpin menjabat selama 10 tahun, atau dua periode kepresidenan secara langsung. Hal tersebut bisa membuat setiap program kerja tidak terhambat. Meski demikian, pemerintahan tersebut tetap harus bisa bekerjanya nyata untuk rakyat, bersikap konsisten, dan dapat diprediksi.

Bagi cendekiawan yang berpikir jauh ke depan, kata Jimly, pembangunan tidak lain merupakan proses panjang yang memerlukan tongkat estafet antargenerasi secara berkesinambungan. Meski sebuah kepemimpinan memiliki pola yang bersifat lima tahunan dalam sistem demokrasi saat ini, tapi pemikiran dan program harus bisa terarah pembangunannya.

"Dan kita harus meninggalkan kebiasaan buruk antar generasi kepemimpinan untuk saling ngapusi. Yang membuat perjalanan bangsa kita seolah selalu dimulai dari titik nol," ujar Jimly.

Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa Silaknas ICMI akan dihadiri oleh perwakilan dari 34 provinsi. Mereka sebagian aktif di perguruan tinggi, pengusaha, organisasi masyarakat, dan jabatan lainnya. Menurutnya, para cendikiawan ini perlu menempatkan diri secara tepat sebagai mintra bagi dunia usaha sekaligus akrab dan aktif dalam masyarakat madani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement