REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai Pilpres 2019 adalah pertarungan calon Wakil Presiden pendamping Joko Widodo sebab konstelasi politik terkini memungkinkan Presiden Jokowi menjadi Calon Presiden tunggal.
"Pertarungan 2019 adalah pertarungan cawapres pak Jokowi bukan pertarungan Presiden. Karena melihat konstalasi politik yang ada, besar kemungkinan pak Jokowi calon tunggal," kata Ketua Umum PPP Romahurmuziy, di Malang, Sabtu (9/12).
Romahurmuziy mengatakan hasil survei lembaga kajian Indobarometer, yang menyebutkan bahwa mayoritas publik menginginkan Presiden Joko Widodo kembali menjabat Presiden periode 2019-2024, juga mengonfirmasi bahwa semua lapisan masyarakat menginginkan Jokowi melanjutkan kepemimpinannya.
"Survei itu mengonfirmasi bahwa apa yang dilakukan Presiden untuk membangun sebuah normalitas baru dalam tata ekonomi nasional melalui pembangunan infrastruktur yang masif dan mendukung jaminan kesehatan, kesejahteraan serta pendidikan, didukung penuh seluruh lapisan masyarakat, " ujar dia.
Sebelumnya, survei Indobarometer menunjukan Joko Widodo (Jokowi) masih unggul dengan memiliki tingkat kepercayaan dan keterpilihan yang tertinggi untuk dipilih menjadi presiden dibanding nama-nama lainnya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodhari mengatakan, berdasarkan pertanyaan terbuka dalam survei dengan sampel sebanyak 1.200 responden, Jokowi meraih 34,9 persen, menyusul Prabowo Subianto 12,1 persen, Anies Baswedan 3,6 persen, Basuki Tjahaja Purnama 3,3 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Ridwan Kamil 2,8 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,5 persen.
Sementara untuk pilihan calon presiden dengan 6 nama Joko Widodo meraih 44,9 peraen, Prabowo Subianto 13,8 persen, Anies Baswedan 6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,5 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen dan Jusuf Kalla 1 persen. Sedangkan sisanya tidak memilih.
Sementara berdasarkan 4 variasi simulasi 2 nama, pilihan calon presiden didapati Joko Widodo 50,9 persen versus Prabowo Subianto 20,8 persen. Sedangkan responden yang menjawab rahasia, belum memutuskan, tidak akan memilih, tidak tahu dan tidak jawab 28,3 persen.