REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN — Presiden Joko Widodo meminta jajaran terkait agar perbaikan infrastruktur di beberapa daerah di Pulau Jawa akibat banjir bandang, selesai dalam tiga bulan. Jokowi meminta perbaikan terhadap berbagai fasilitas yang memiliki nilai strategis, atau kerusakan yang menyebabkan terhalangnya akses harus segera dilakukan.
“Termasuk pemulihan sosial ekonomi, dalam waktu tiga bulan harus sudah selesai agar isolasi tidak terus terjadi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo di dusun Krajan, kecamatan Karang Ploso, kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (9/12).
Dalam kunjungan tersebut, Presiden meninjau tanggul yang jebol di dusun Krajan, Pacitan akibat bencana banjir bandang pada akhir November lalu. Pacitan termasuk daerah yang cukup parah terkena bencana banjir dan longsor hingga mengakibatkan 25 orang meninggal dunia dan puluhan rumah serta sekolah rusak.
Ikut mendampingi dalam peninjauan tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.
Presiden melihat langsung tanggul jebol yang saat ini masih dalam perbaikan, tanah yang diinjak pun masih lunak. Willem mengatakan, BNPB sedang menginventarisasi kerusakan dampak bencana hidrometrologis yang diakibatkan oleh siklon tropis Cempaka.
“Jadi dampaknya luas, salah satunya di Jawa Timur,Jawa Tengah, Jawa Barat semua kena. Kami sedang bicara dengan kementerian PU, jadi Presiden sudah memerintahkan agar segera itu dilakukan pemulihan," kata Willem.
Pemulihan yang akan dilakukan misalnya pemulihan infrastruktur dan pelayanan masyarakat. Dia menambahkan instruksi Presiden sangat jelas terkait tahapan pemulihan di daerah yang dilanda bencana hidrometrologi seperti Pacitan dan Gunungkidul.
“Yang pertama penanganan pengungsi. Lalu pemulihan harus segera dilakukan agar pelayanan masyarakat bsia segera berfungsi normal kembali, lalu infrastruktur yang bersifat strategis, artinya kalau itu tidak diperbaiki maka akses baik di Gunung Kidul maupun di sini (Pacitan) terputus," kata Willem.