Ahad 10 Dec 2017 12:25 WIB

Disperindag Kota Bekasi Klaim Stok Gas LPG 3 Kg Aman

Rep: Farah Noersativa/ Red: Israr Itah
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram. (ilustrasi)
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kota Bekasi memastikan stok gas LPG tabung 3 kg atau gas melon di Kota Bekasi masih aman. Pihak dinas telah menambah stok pada Jumat (8/12) lalu.

"Kami sudah antisipasi dengan penambahan stok sampai 5.627 tabung pada Jumat kemarin. Biasanya cuma 4.000 tabung saja," kata Kepala Diperindag Kota Bekasi, Makbullah pada Ahad (10/12).

Penambahan stok LPG melon itu, dikatakannya berdasarkan pantauan kondisi di kota lainnya seperti Jakarta. Ia menyebutkan, dengan adanya penambahan gas tersebut berarti stok di Kota Bekasi bisa dikatakan aman sampai permintaan gas LPG melon itu kembali meningkat.

"Sejauh ini belum ada laporan ataupun keluhan dari RT/RW mengenai langkanya gas melon itu. Kami pantau setiap hari di lapangan melalui agen-agen penyalur gas," ujarnya.

Ia tak memungkiri nantinya akan terus menggelontorkan stok LPG lagi dari PT Pertamina bila memang di Kota Bekasi terjadi kelangkaan gas melon. Bila memang dibutuhkan lagi, atau permintaan ada lagi dari agen, kata dia, pihaknya akan mengusahakan menambah stok.

Warga Kota Bekasi sendiri juga sempat mengeluhkan kosongnya persediaan LPG gas melon di masing-masing daerah. Seperti Pramestri yang tinggal di daerah Narogong, Bekasi Barat.

"Kemarin sih sempat mau beli gas melon, tapi habis. Seminggu kemudian baru ada, katanya kepada Republika.co.id. Ia berujar rumahnya menggunakan dua tabung.

Tabung utama yang ia gunakan adalah gas melon. Namun bila habis, ia lalu menggunakan cadangan gas LPG tabung 12 kg sampai ia mendapatkan gas LPG tabung melon.

Menurut ibu rumah tangga itu, gas LPG melon beberapa waktu lalu sempat susah dicari olehnya dan para tetangganya. "Kemarin para tetangga pada nyari juga, untung saya ada cadangan, jadi masih bisa masak," ujarnya.

Sementara, kondisi lebih parah dialami Haryanto (35). Warga Ujung Harapan, Bekasi Utara itu menyebut pada awal Desember lalu kesusahan mencari LPG gas melon di lingkungan rumahnya. Ia mencari sampai tiga toko, namun stoknya habis, belum dikirim lagi.

Ia pun pada akhirnya melakukan pembelian secara inden kepada sebuah toko kelontong, dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp 26 ribu dari biasanya Rp 16 ribu,  "Saya terpaksa pesan dulu, dan memakai cadangan gas seadanya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement