REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan melakukan inovasi terhadap keberadaan balai benih ikan di kawasan Sayang-Sayang menjadi objek wisata edukasi.
Kepala Bidang Budi Daya pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Ahmad Suryadi di Mataram, Ahad (10/12) mengatakan program inovasi itu masuk dalam rencana tahun 2018 melalui sistem penguatan balai benih ikan (BBI) sebagai pusat wisata edukasi.
"Tahun depan kami akan mendapatkan dana pendukung melalui dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp 1 miliar lebih untuk melaksanakan program tersebut," katanya.
Menurutnya, rencana pelaksanaan program penguatan BBI sebagai wisata edukasi digagas karena banyaknya kunjungan dari pelajar dan mahasiswa perikanan, serta para guru untuk melakukan pembelajaran dan praktek di BBI.
"Peluang tersebut kami tangkap, kemudian coba usulkan dan fasilitasi untuk mendapatkan anggaran penguatan BBI sebagai wisata edukasi yang mendapat atensi dari pemerintah," ujarnya.
Dalam pelaksanaan program penguatan BBI sebagai wisata edukasi, pihaknya merencanakan akan melengkapi fasilitas BBI dengan kolam pemancingan, "berugak" atau gazebo serta fasilitas pendukung lainnya. "Dengan demikian, keberadaan BBI bisa dioptimalkan, baik untuk edukasi maupun wisata bidang budi daya perikanan," katanya.
Selain itu, lanjutnya, untuk menarik para penghobi ikan hias melalui program pembenihan ikan hias yang memiliki pangsa pasar potensional di daerah ini.
Dikatakan, dengan anggaran itu direncanakan juga indukan ikan hias akan dibudidayakan, antara lain jenis ikan koi, komet, koki dan ikan cupang yang cukup banyak memiliki penggemar, terutama kalangan anak-anak.
Indukan ikan hias tersebut akan dibeli dari beberapa daerah penghasil, seperti di Bogor dan Cimahi, Bandung, Jawa Barat. "Untuk pengembangan ikan hias, kami memiliki fasilitas BBI yang luasnya sekitar 30 are dengan puluhan kolam," katanya.
Menurutnya, prospek pengembangan budi daya dan usaha ikan hias di Mataram cukup tinggi, sebab penggemar ikan hias di kota itu juga cukup banyak.
Di samping itu, pengembangan ikan hias juga sangat cocok dilaksanakan pada sebuah kota yang memiliki lahan sempit. "Pengembangan ikan hias tidak membutuhkan lahan luas, tapi nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan ikan konnsumsi," ujarnya.
Lebih jauh Ahmad Suryadi mengharapkan, ke depan Kota Mataram akan memiliki galeri ikan hias sehingga menjadi penyangga bibit ikan hias, sekaligus sebagai pusat edukasi bagi pelajar dan masyarakat umum yang ingin membudidayakan ikan hias.