REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat properti dan pendiri Panangian School of Property, Panangian Simanungkalit menyatakan, industri sektor properti pada tahun depan diprediksi akan tumbuh delapan persen dibandingkan tahun ini. Sektor properti tahun depan bakal menyasar segmen generasi milenial.
"Orientasi pengembang tahun ini mengarah kepada pembangunan produk properti yang bisa dijangkau oleh pasar generasi milenial. Apalagi, segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga 10 tahun mendatang," kata Panangian di Jakarta, Ahad (10/12).
Menurut Panangian, daya beli kelompok generasi milenial di dalam sektor properti adalah mereka yang didukung oleh orang tuan yang sudah mapan secara ekonomi. Sedangkan kemampuan mereka sendiri, lanjutnya, dalam membeli properti biasanya hanya berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
"Namun jumlah penduduk dari segmentasi ini akan terus bertambah secara signifikan karena adanya bonus demografi sehingga berpengaruh terhadap industri ini," ujar Panangian.
Panangian menegaskan, pasar milenial adalah pasar potensial yang akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada 2030. Untuk itu, ujar dia, bank-bank pemberi kredit perumahan juga seharusnya lebih membuka diri agar bisa diakses oleh generasi milenial ini.
Sebelumnya, Bank Indonesia melalui surveinya mencatat harga properti residendial naik 3,32 persen secara tahunan (year on year/yoy) di triwulan III 2017 karena kenaikan upah pekerja dan juga meningkatnya harga bahan bangunan.
Kenaikan harga properti hingga kuartal III 2017 ini lebih pesat dibandingkan periode sama tahun lalu yang pertumbuhannya hanya sebesar 3,17 persen (yoy), menurut Survei Harga Properti Residensial kuartal III diumumkan di Jakarta, Senin (13/11).
BI juga mencatat kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil yang jika dilihat secara tahunan, naik 5,73 persen (yoy). Sementara harga rumah tipe menengah naik 2,97 persen (yoy) dan tipe besar naik 1,51 persen (yoy).