Ahad 10 Dec 2017 20:11 WIB

Ini Empat Tantangan Anak Muda Versi Gubernur BI

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Elba Damhuri
Generasi milenial.
Foto: pexels
Generasi milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bank Indonesia (BI) mencatat ada empat tantangan utama yang harus disikapi oleh generasi muda bangsa Indonesia. Tantangan ini harus bisa dihadapi guna menjawab perubahan zaman yang begitu cepat.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, tantangan pertama adalah menguatnya peran emerging market, termasuk Indonesia sebagai episentrum dari aktivitas dan dinamika dunia. Hal ini sejalan masih tingginya laju pertumbuhan ekonomi negara berkembang.  

Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang terjaga, lanjutnya, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang seperti Indonesia diproyeksikan akan mencapai 50 persen dari porsi PDB dunia pada 2050.

Dampaknya, pelaku usaha dunia akan memfokuskan bisnisnya ke pada negara-negara yang tergolong emerging market. "Dengan kondisi tersebut, apakah Indonesia akan menjadi pemain utama atau hanya sekedar penonton," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (10/12).

Sosok yang baru saja dianugerahi Tokoh Ekonomi Syariah dari Republika itu mengungkap tantangan kedua, kehadiran teknologi yang semakin mendominasi kehidupan baik dari sisi skala, cakupan, serta dampak yang ditimbulkannya. Teknologi di satu sisi dipandang dapat mendorong layanan yang lebih transparan pula dan efisien di mata konsumen.  

Namun, tuturnya, di saat yang sama keberadaan teknologi juga membawa risiko disrupsi yang tidak kecil.  Dengan bantuan sistem otomatisasi, kecerdasan buatan, maupun konsep internet of things dalam dua tahun ke depan, diperkirakan akan ada 5 juta pekerjaan yang hilang akibat munculnya inovasi di bidang teknologi .  

"Oleh karena itu, jangan heran jika dalam waktu dekat, saingan terdekat kita bukan lagi tenaga kerja lulusan universitas ternama, melainkan keberadaan teknologi terapan termutakhir," kata Agus.

Tantangan ketiga yang juga harus menjadi perhatian adalah perubahan komposisi demografi penduduk dunia. Perubahan yang kemudian berimbas pada produktivitas maupun dinamika dunia.  

Contoh ekstrem, tuturnya, komisi PBB untuk Statistik Ekonomi Eropa mengungkap bahwa di tahun 2050 jumlah penduduk di negara Austria hanya sebanyak 8 juta jiwa.

Hal itu tidak jauh berbeda dengan jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan saat ini.  Fenomena ini yang selanjutnya memperkecil ketersediaan tenaga kerja sehingga mendorong pelemahan produktivitas sekaligus perilaku konsumsi negara Eropa, ujarnya.

Tantangan terakhir, fenomena kehadiran generasi milenial. Generasi muda yang senantiasa penuh dengan ide-ide segar, namun di saat yang sama juga haus akan pengakuan.

Generasi milenial memiliki memiliki selera, nilai-nilai, serta gelora yang berbeda dari generasi sebelumnya. "Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang berbeda dalam penangannya," Agus menjelaskan.

Untuk menyiapkan generasi muda dalam menghadapi perkembangan zaman, BI baru saja menggelar Leadership Camp Generasi Baru Indonesia (GenBI) 2017, di Bogor, akhir pekan lalu.  Leadership Camp merupakan program tahunan BI dalam pengembangan wawasan, pengalaman, dan motivasi kepemimpinan bagi GenBI.

GenBI juga menjadi wadah komunitas bagi mahasiswa penerima beasiswa dari BI Selama 2017, penerima beasiswa BI mencapai 3.290 mahasiswa yang berasal dari 89 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sementara penerima beasiswa BI sejak wadah komunitas GenBI berdiri pada 2011 mencapai 18.565 orang. Leadership Camp GenBI 2017 dihadiri oleh 440 mahasiswa yang berasal dari 88 PTN.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement