Ahad 10 Dec 2017 21:04 WIB

Negara G-33 Angkat Isu Pertanian di Sidang WTO

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Citra Listya Rini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menghadiri Sidang WTO.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menghadiri Sidang WTO.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Negara-negara anggota G-33 sepakat memperjuangkan isu pertanian dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-11 yang berlangsung pada 10-13 Desember 2017 di Buenos Aires, Argentina.

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita mengatakan, isu-isu pertanian yang akan diangkat yakni Public Stockholding for Food Security Purposes (PSH) dan Special Safeguard Mechanism (SSM).

"Isu ini memberikan harapan bagi negara-negara berkembang untuk mewujudkan ketahanan pangan, keberlanjutan mata pencaharian di sektor pertanian, serta pembangunan pedesaan," kata Enggartiasto lewat keterangan tertulis, Ahad (10/12).

Selanjutnya, kedua isu tersebut akan dibawa ke sesi-sesi pembahasan mengenai isu pertanian dalam sidang WTO. Khusus isu Special Safeguard Mechanism, Enggar menegaskan, anggota G-33 harus terlibat aktif dan fokus pada pembahasan karena isu ini dapat digunakan untuk mengatasi dampak dari lonjakan impor dan depresiasi harga.

G-33 sendiri merupakan koalisi negara-negara berkembang yang terbentuk pada 2003 lalu. Meski bernama G-33, koalisi ini memiliki 48 anggota, antara lain Indonesia, India, Cina, Pakistan, Laos, Sri Lanka, Filipina, Turki, Mongolia, Venezuela, Nigeria, Kuba dan Madagaskar. Saat ini, G-33 diketuai oleh Indonesia.

Sektor pertanian memiliki peran penting bagi negara anggota G-33, terutama untuk anggota yang masuk ke dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (least developed countries), kelompok negara ekonomi kecil (small and vulnerable economies), serta negara-negara pengimpor bahan pangan (Net Food Importing Developing Countries).

Karena itu, negara anggota G-33 memilki agenda pertemuan rutin yang bertujuan memperkuat posisi negara-negara berkembang, terutama anggota G-33, terhadap isu pertanian yang akan dibahas dalam konferensi tingkat menteri di sidang WTO ke-11.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement