REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) ikut meramaikan bursa bakal calon ketua umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan Titiek pada Sabtu (9/12) kemarin di kediaman Cendana, mengundang sesepuh Partai Golkar terkait keinginan maju tersebut
Wakil Ketua Dewan kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung yang turut diundang mengatakan keinginan Titiek itu sebagai bagian dari upaya keluarga Cendana ikut memperkuat Partai Golkar.
"Kami diundang oleh Mbak Tutut dan bisa dikatakan sebagai kepala keluarga dari anak-anak Pak Harto menyampaikan bahwa mereka juga terpanggil untuk memperkuat Partai Golkar dalam agenda-agenda partai politik ke depan dan dari pihak keluarga telah menyetujui Mbak Titiek," ujar Akbar saat ditemui wartawan di Casablanca, Kuningan, Jakarta pada Ahad (10/12).
Menurut Akbar, sebagai kader Partai Golkar, Titiek mempunyai kesempatan memimpin Partai Golkar. Titiek sendiri, kata Akbar, sudah aktif cukup lama di Golkar, dengan ikut bergabung di kepengurusan Partai Golkar dan di fraksi Partai Golkar.
"Berarti dia sudah dalam lingkungan Golkar. Tentu apa yang menjadi ketum yang punya suara yang ada di dalam lingkungan partai. Bagaimana nanti dalam kenyataan ada unsur yang telah didukung oleh DPD I termasuk di situ ada namanya Mbak Titiek ya harus diliat sebagai suatu fakta, tinggal nanti kita lihat di munas seperti apa," kata Akbar.
Akbar mengungkapkan dalam pertemuan dengan keluarga Cendana kemarin juga ia menjelaskan perkembangan terkini di Partai Golkar salah satunya keinginan Munas Luar Biasa dari seluruh DPD Golkar Provinsi. Ia juga mengungkapkan, dari dorongan DPD juga sekaligus muncul calon yang disebut paling banyak mendapat dukungan Airlangga Hartanto.
"Sudah sebagian besar yang disebut-sebut sebagai calon adalah Airlangga. Bahkan saya dengar tadi sudah 31 dan hari ini 34, dan ini kenyataan dengan demikian bila sampai ke Munas ini tentu airlangga lah yang menjadi ketum. Tapi kan politik ini kan tidak bisa kita lihat secara matematik. Tp ini kan politik ada perkembangan baru peluang untuk munculnya pesaing baru," kata Mantan Ketua DPR tersebut.