REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN — Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, membangun rumah "kopel" sebagai hunian sementara bagi korban banjir bandang di kawasan wisata pesisir Teleng Ria yang tempat tinggalnya amblas atau rusak berat, sehingga harus mengungsi.
"Sementara baru satu unit ini dibangun untuk empat keluarga yang rumah tinggalnya hanyut terbawa banjir," kata pengawas pembangunan huntara dari Badan Kesbangpol Linmas Pemkab Pacitan Didik Alih Wibowo, Ahad (10/12).
Di lingkungan Teleng, kata Didik, sebenarnya ada tujuh unit rumah yang diidentifikasi hanyut atau ambruk rata dengan tanah diterjang banjir. Namun, dia mengakui belum semua bisa mendapat jatah rumah kopel, karena pertimbangan anggaran dan sediaan lahan.
"Bangunan ini sifatnya sementara sampai nanti ada skema rehabilitasi permanen dilakukan pemerintah daerah dengan biaya dari provinsi," katanya.
Didik mengatakan tiga keluarga yang belum mendapat jatah kopel akan dititipkan ke beberapa rumah warga sekitar yang bersedia dan memungkinkan menampung sementara, dengan biaya sewa ditanggung pemerintah.
Rumah kopel untuk hunian sementara atau huntara itu dibangun dengan ukuran 12x8 meter, yang kemudian dibagi menjadi empat kopel dengan pemisah sekat kayu olahan jenis kalsibot. Setiap kopel selanjutnya akan ditempati satu keluarga yang rumahnya rusak berat atau hanyut terseret banjir bandang.
Untuk fasilitas MCK (mandi cuci kakus) nantinya dibuatkan kopel tersendiri di atas lahan bekas bangunan warga yang rusak berat, tak jauh dari huntara tersebut. "Bangunan huntara ini dikerjakan dalam tiga hari mulai Jumat (8/12) hingga Minggu (10/12) atau hari ini selesai agar segera bisa ditempati," ujarnya.
Tidak ada penjelasan berapa jumlah huntara yang dibangun Pemkab pacian melalui bakesbangpol linmas tersebut.
Sekretaris BPBD Pacitan Ratna Budiono membenarkan ada program huntara yang dikerjakan melalui Bakesbangpol Linmas Pacitan, namun ia belum tahu jumlah pasti yang sudah/sedang/akan dibangun.
Jawaban serupa disampaikan Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol (Kav) Aristoteles Lawitang yang mengaku belum mendapat laporan detail pembangunan huntara di wilayah Teleng maupun daerah lainnya.
"Untuk huntara yang dikerjakan dari jajaran pemerintah daerah kami belum mendapat laporannya. Tapi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak berat hilang saat ini sedang kami kerjakan di wilayah Ploso dan mulai pekan depan dikembangkan ke beberapa daerah lain," katanya.