REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein menganggap keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah tamparan di wajah seluruh dunia Muslim. Karena itu, militer Malaysia siap untuk menjalankan tugasnya di Yerusalem jika layanannya dibutuhkan.
"Kami harus siap menghadapi kemungkinan apapun. ATM (Angkatan Bersenjata Malaysia) selalu siap, menunggu instruksi dari pimpinan puncak," kata Hussein seperti dikutip Al-Jazeera, Ahad (10/12).
Hussein pun mengajak masyarakat dunia untuk terus menjaga perdamaian global. "Mari kita berdoa agar perselisihan ini tidak menimbulkan kekacauan," ucap dia.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan Yerusalem di Washington, AS, memicu demonstrasi di Turki, Mesir, Yordania,Tunisia, Aljazair, Irak, dan negara-negara di seluruh dunia. Salah satunya, di Indonesia, sekitar 10 ribu orang berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk mendukung warga Palestina, Ahad (10/12).
Para pemrotes membawa spanduk bertuliskan "Kedubes AS, Keluar dari Al Quds," 'Yerusalem dan Palestina Gratis', dan 'Kami bersama orang-orang Palestina". Al-Quds sendiri adalah nama Arab untuk Yerusalem.
Presiden RI Joko Widodo pun telah mengecam keras langkah Presiden AS Donald Trump yang digambarkannya sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB. Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, telah lama menjadi pendukung kuat rakyat Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967 seusai perang, namun tidak ada negara di dunia yang mengakui hal itu. Sementara Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina.
Orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Namun, Israel mengatakan bahwa kota tersebut, yang berada di bawah pendudukan Israel, tidak dapat dibagi.