Senin 11 Dec 2017 03:35 WIB

'Surat Pengunduran Diri Setnov Mungkin Mendekati Kebenaran'

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar,  Agung Laksono,  didampingi Agus Komarudin (SOKSI) dan Roem Kono (MKGR) menyampaikan pernyataan terkait munaslub Partai Golkar,  Ahad (10/12).
Foto: dian erika nugraheny
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, didampingi Agus Komarudin (SOKSI) dan Roem Kono (MKGR) menyampaikan pernyataan terkait munaslub Partai Golkar, Ahad (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua ormas Musyawarah Kekeluargaaan Gotong Royong (MKGR), Roem Kono, mengatakan kabar beredarnya surat pengunduran diri Setya Novanto (Setnov) kemungkinan besar benar. Meski demikian, pihaknya menilai Setnov belum serta-merta bisa langsung menunjuk penggantinya sebagai ketua DPR RI maupun ketua umum Partai Golkar.

Roem mengatakan, hingga saat ini pihaknya baru sebatas mendengar kabar beredarnya surat pengunduran diri itu. Namun, terkait fisik dan isi surat sendiri belum dapat dipastikan keberadaannya.

"Saya selaku pengurus Golkar sebagai korbid Kkesejahteraan belum tahu hal itu (surat). Itu memang baru informasi dan mungkin mendekati kebenaran sebab semua orang membicarakan surat tersebut," ujar Roem kepada wartawan di kawasan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Ahad (10/12).

Secara umum, ada dua informasi yang diketahui pihaknya. Pertama, kata Roem, bahwa surat tersebut menyatakan pengunduran diri Setnov. Kedua, surat itu juga merekomendasikan Aziz Syamsudin sebagai ketua DPR. Terkait informasi kedua, Roem menilai hal itu masih menajadi perdebatan.

"Kami pun mempertanyakan apakah surat itu ditujukan kepada DPR atau kepada DPP Partai Golkar. Jika ditujukan kepada DPR dan sudah diteruskan kepada Fraksi Partai Golkar maka pengunduran diri Setnov sah. Namun, jika ada rekomendasi kepada orang lain (untuk menggantikannya), masih akan kami kaji lewat pertimbangan administrasi dulu," tambah Roem.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar Sarmuji menuturkan belum mengetahui sosok yang akan menggantikan posisi ketua DPR Setya Novanto. Ia juga belum pernah melihat surat Setnov yang disebut menunjuk Aziz Syamsudin sebagai pengganti Setnov karena tengah menghadapi persoalan hukum dugaan korupsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement