REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Studi dan Pendidikan HAM Uhamka Maneger Nasution menyayangkan, penolakan sekelompok orang atas kedatangan ustaz Abdul Somad di Bali pada minggu lalu. Menurutnya, penolakan tersebut sangat tidak elok dan justru dinilai bisa memicu aksi balasan.
"Sangat tidak elok, tidak berkeadaban, juga tidak menyelesaikan masalah, tapi justru memproduksi kekerasan-kekerasan baru," ujar Maneger melalui siaran pers, Senin (11/12).
Seharusnya kata dia, sekiranya ada perbedaan pandangan antara satu pihak dengan pihak lainnya, bisa diselesaikan dengan mekanisme yang lebih elegan, efektif, dan berkeadaban dengan mengedepankan dialog. Kalau pun akhirnya dialog tidak terwujud, sebaiknya tetap menggunakan saluran aspirasi atas perbedaan pandangan dilakukan sesuai mekanisme hukum yang tersedia. "Jauhi tindakan main hakim sendiri," tegas Maneger.
Maneger memaparkan, kedatangan Ustaz Abdul Somad di Bali karena undangan menghadiri ceramah di hari Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam Bali. Sehingga bila kemudian muncul penolakan menurutnya hal itu bisa mengancam masa depan demokrasi dan integrasi nasional.
"Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak, berpindah, dan bertempat tinggal serta meninggalkan dan masuk kembali ke wilayah NKRI sesuai Pasal 27 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM," terang dia.
Begitu pun dengan Bali, seluruh warga negara di seluruh teritori NKRI, memiliki hak atas kebebasan beragama, memasuki atau meninggalkan suatu daerah dengan rasa aman. Oleh karena itu, Maneger mendesak khususnya bagi aparat kepolisian agar hal serupa tidak terjadi lagi, baik di Bali maupun di wilayah lainnya.
"Mendesak Negara untuk hadir utamanya pihak kepolisian untuk memastikan bahwa hal-hal serupa tidak terulang lagi di masa mendatang," kata Maneger.
Untuk diketahui kedatangan Ustaz Somad di Pulau Dewata Bali sempat mendapatkan protes dari sebagian kelompok. Bahkan jika Ustaz Somad tetap melanjutkan safari dakwahnya, dia diminta untuk mengikrarkan empat asas NKRI.
Terang saja Ustaz Somad menolak bahkan memilih untuk pesan tiket pulang saja. Alasannya karena Ustaz Somad mengaku jika dirinya bukanlah pemberontak dan selalu mengajarkan cinta kebangsaanbukan anti Pancasila seperti yang dituduhkan.