REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menyatakan siap mengawal stok pangan untuk kebutuhan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Dalam hal itu, Polri akan melakukan antisipasi operasi dan tetap mendukung dalam hal penegakan hukum bila terdapat penyelewengan harga.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebutkan, potensi macet aliran bahan pangan kerap terjadi dalam proses distribusi. Namun, ia mengklaim, hal ini dapat ditekan nanti melalui sejumlah operasi. Operasi tersebut, misalnya operasi beras yang digelar Bulog dimana Polri bertugas untuk mengawal.
"Kemudian juga akan ada pengawasan ketat di semua daerah ada satgas (satuan petugas) pangan Mabes dan satgas pangan tingkat daerah," kata Tito di Markas Berkas Polri, Jakarta, Senin (11/12).
Satgas pangan Polri akan melakukan monitoring selama 24 jam penuh. Sehingga, apabila terdapat anomali harga atau ketidakwajaran harga, Satgas pun akan melakukan penyelidikan. Penyelidikan itu dilakukan untuk mengetahui penyebab lonjakan harga tersebut.
"Apakah di suplai atau di distribusi, dan setelah itu dilakukan penyelesaian agar harganya segera untuk diturunkan," ucap Tito.
Rangkaian ini, menurut Tito merupakan upaya Polri dalam menjaga stabilitas harga sehingga masyarakat merasa nyaman dan pemerintah. Tito mengklaim, upaya ini dilakukan dengan berkaca pada penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri sebelumnya yang dinilainya berhasil menyelamatkan stok pangan dan mencegah inflasi.
Polri pun berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Bulog dan pemangku tanggung jawab lainya untuk mencapai hal tersebut. Salah satu koordinasi yang telah dilakukan untuk membahas hal itu adalah konferensi video dengan seluruh Polda didampingi Kementerian tersebut. "Ini kami bekerja sama untuk mengulangi kesuksesan itu," ucap Tito.