Senin 11 Dec 2017 13:13 WIB

Saudi: Isu Palestina Jangan Sampai Dimanfaatkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
 Raja Salman bersama putranya Mohammad Bin Salman
Foto: AP/Hassan Ammar
Raja Salman bersama putranya Mohammad Bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID,

RIYADH -- Yerusalem merupakan tempat yang sangat diperhatikan oleh Arab Saudi. Ini disampaikan Menteri Kebudayaan dan Informasi Saudi Dr Awwad al-Awwad yang menegaskan kembali dukungan Kerajaan Saudi untuk perdamaian Al-Quds.

Dia mengatakan, isu Al-Quds selalu istimewa sejak era Raja Abdul Aziz. "Kami akan berusaha keras dan sekuat tenaga untuk memastikan bahwa saudara-saudara kami di Palestina mendapatkan hak penuh dan bersejarah mereka," kata Awwad dilansir Saudi Gazette, Senin (11/12).

Awwad menekankan, bahwa sejarah menjadi saksi atas dukungan mereka. Kerajaan Saudi mendorong perjuangan Palestina dan selalu berdiri bersama rakyatnya.

Menurutnya, Al-Quds selalau ada di hati Raja Salman, Pangeran Mahkota dan orang-orang Saudi. Ini kemudian menjadi konsolidasi yang baik dalam kebijakan Kerajaan.

Dengan tegas Raja Salman menyatakan, bahwa tidak ada perdamaian yang adil dan komprehensif kecuali dengan mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Pemimpin Saudi dan rakyatnya bersumpah untuk membantu saudara di Palestina. Menurutnya, janji itu selalu tulus, tanpa pamrih dan tanpa memanfaatkan kepentingan mereka semata.

Awwad mengkritik, pihak yang 'berdagang' dalam perjuangan Palestina. "Saya mengatakan kepada Iran dan yang lainnya, sudah cukup 'berdagang' dalam perjuangan Palestina," katanya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, Al-Quds sangat dekat dengan jantung setiap orang Arab. Sehingga Awwad meminta media Arab untuk menjalankan peran mereka dalam menyoroti hak-hak rakyat Palestina. Dia menekankan, isu ini tidak boleh dimanfaatkan pihak tertentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement