REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya membaca dan literasi di Indonesia, seperti yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Indonesia, Muhadjir Effendy, tertinggal empat tahun dibandingkan dengan negara maju. Kemampuan membaca atau literasi siswa SMA kelas 3 (kelas XII) sama dengan siswa kelas 2 SMP (kelas 8) di sejumlah negara maju.
Bahkan, di sekolah daerah pelosok di Indonesia ada siswa hingga mahasiswa masih belum mampu membaca secara lancar dan memahami maknanya. Fakta ini telah mendorong Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI mengadakan bakti sosial (Baksos) bertema 'Ayo Gemar Membaca' sekaligus meresmikan Pondok Baca PIA DPR di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah, akhir pekan kemarin.
Grace Fadli Zon yang memimpin rombongan Baksos PIA DPR periode 2014-2019 menyampaikan keprihatinan dengan budaya baca dan literasi di Indonesia yang sangat jauh tertinggal dari negara-negara maju. Dikatakan Grace, kemajuan teknologi gadget, di satu sisi adalah positif dalam mempermudah komunikasi, namun di sisi lain menjadi penyebab dalam menurunnya minat dan budaya baca serta literasi di Indonesia.
"PIA DPR mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut ambil bagian dalam meningkatkan minat dan budaya baca di Indonesia," kata Grace, Senin (11/12).
Grace menilai, ketersediaan buku bacaan dan kondisi Indonesia yang terdiri dari banyak kepulauan menyebabkan disparitas yang tinggi antar daerah dalam rendahnya minat dan budaya baca di Indonesia. Ia menegaskan, peresmian Pondok Baca PIA DPR RI di Salatiga ini adalah wujud kongkritnya dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan minat dan budaya baca di Indonesia.
"Indonesia dengan disparitas antar daerah sebagai negara kepulauan, memerlukan upaya bersama dari segenap komponen bangsa untuk memecahkan persoalan ini," paparnya.
Grace juga memberikan perhatian akan bonus demografi Indonesia yang akan dipetik setelah tahun 2020 seharusnya diimbangi dengan kesiapan generasi muda, angkatan produktif Indonesia yang cerdas dan kreatif sehingga dapat menunjukkan competitiveness level Indonesia di dunia.
Sementara itu, Ketua Panitia Baksos Lisa Robert Kardinal mengatakan, baksos bertajuk 'Ayo Gemar Membaca' diisi dengan peresmian Pondok Baca dengan harapan apa yang dilakukan PIA dapat menstimulasi komponen masyarakat lainnya dalam upaya meningkatkan minat dan budaya baca di Indonesia.
Dalam peresmian Pondok Baca PIA DPR RI ini, sekaligus dilakukan penyerahan kelengkapan Pondok Baca, seperti: buku, rak buku, dan perlengkapan perpustakaan lainnya serta goody bag untuk anak-anak. Lisa yang juga Ketua Ikatan Istri Fraksi Partai Golkar (IIFPG) ini berharap dengan peresmian Pondok Baca PIA DPR RI ini dapat merangsang minat baca pada anak dan menjadikan mereka orang-orang hebat.
"Saya meyakini bahwa orang hebat adalah orang yang kuat dalam membaca. Soekarno, Habibie, bahkan Obama adalah contoh orang hebat yang kuat dalam membaca," pungkasnya.