REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Outbreak Response Immunization (ORI) dimulai di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Alasan imunisasi baru dilakukan di dua tempat karena kejadian ini terjadi di akhir tahun sehingga sulit biaya.
"Darimana uangnya? Ini sudah akhir tahun. Bulan Desember ini sudah pakai vaksin yang buffer stock," terang Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Elizabeth Jane Soepardi, dalam kunjungannya di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Senin (11/12).
Jane menyebut, pihaknya selalu membeli vaksin buffer stock atau cadangan untuk kejadian mendesak seperti difteri yang saat ini dianggap berbahaya. Tahun depan, Kemenkes dan PT Bio Farma akan bekerjasama menghasilkan vaksin untuk difteri sehingga imunisasi bisa dilanjutkan.
"Sasarannya kita 7 juta dosis. Harusnya tiga dosis, sekarang satu dosis di Desember pakai buffer stock. Tahun depan pakai dosis kedua ketiga itu pakai anggaran 2018," tambah Jane.
Saat ini, ORI memang diutamakan untuk anak-anak. Namun ke depannya, pemerintah akan mengadakan imunisasi juga untuk orang dewasa.
"Kita ke depan memang merencakan imunisasi untuk dewasa. Seharusnya tiap 10 tahun seumur hidup. Di negara maju dimana kumannya lebih sedikit sudah melakukan itu. Di Indonesia gara-gara ini kita harus mulai duluan," kata Jane.
Terkait pengadaan vaksin dan obat, Jane mengatakan, Indonesia beruntung memiliki pabrik vaksin. Masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir karena PT Bio Farma menghasilkan vaksin yang dikenal baik bahkan di dunia.