REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait penanganan banjir tak sibuk membuat laporan kepadanya. Ia menginstruksikan agar penanganan terhadap banjir harus cepat dilakukan di lapangan.
"Sekarang di saat-saat ini saya nggak mau merepotkan mereka untuk memberikan laporan ke saya, yang penting pelayanan kepada publiknya all out dan segera," kata dia di Balai Kota, Senin (11/12).
Sandi mengaku memantau semua genangan yang ada di Jakarta melalui aplikasi Jakarta Smart City. Dia mengeluarkan gawainya dengan membuka aplikasi itu saat ditanya kondisi di Jakarta. Sandi menunjukkan adanya banjir di beberapa titik. Karena itu, ia meminta SKPD terkait berinisiatif cepat menyelesaikan masalah.
Dia mengaku telah menginstruksikan agar pompa beroperasi dengan maksimal. Selain itu saluran air juga harus terus dibersihkan dari kotoran yang menyumbat. Sandi mengatakan, dari aplikasi Jakarta Smart City ia mengetahui adanya pompa yang bermasalah.
"Pompa hidup sembilan (buah), mati tiga pompa. Berarti yang di Melati yang hidup sembilan, yang tidak bekerja satu, di Pinang dua yang mati," ujar dia sembari melihat gawainya.
Politikus Partai Gerindra ini menambahkan, antisipasi terhadap banjir juga selalu diingatkan. Dia meminta pihak-pihak terkait selalu siaga, tanggap dan galang. Ia menginstruksikan agar menggalang semua masyarakat untuk ikut sama-sama mengantisipasi banjir.
"Kedua tanggap antisipasi dan harus siaga. Dalam kondisi begini kita tidak boleh surprise, harus menjadi SOP kita. Kita harus siaga hadapi ini, semua SKPD, wilayah juga sampai paling tingkat bawah," katanya.
Hujan yang mengguyur sejak pukul 13.00 WIB, Senin (11/12), membuat sebagian jalan di wilayah Ibu Kota terendam banjir. Kapolsek Metro Setiabudi AKBP Rachmat Sumekar mengatakan, ada empat titik di wilayah Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, yang mengalami banjir, yakni di Jalan Denpasar, Jalan Prof Dr Satrio, Setiabudi Barat, dan Dukuh Atas.
Kolong Dukuh Atas, kata Rachmat, banjir sudah mulai surut karena ada petugas dari PPSU juga yang memompa genangan air pada banjir setinggi 80 sentimeter itu. "Banjir itu sudah surut dengan pompa, kalau pengalihan lalin tidak ada ya, hanya putar balik saja," papar dia.
Sebelumnya, beredar gambar dan video di media sosial tentang sejumlah titik di wilayah Ibu Kota mengalami banjir, salah satunya adalah di kolong Dukuh Atas (samping Stasiun Sudirman). Dari gambar yang beredar, terlihat banjir menggenang setinggi pinggul orang dewasa.