Senin 11 Dec 2017 20:16 WIB

Marsekal Hadi: Jangan Ada Lagi Panas-Dingin TNI Polri

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jendral  Polisi Tito Karnavian (Kanan) bersalaman bersama Panglima TNI  Marsekal TNI Hadi Tjahjanto  (Kiri) usai melakukan  pertemuan antara  TNI dan POLRi di   Mabes TNI, Jakarta, Senin (12/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian (Kanan) bersalaman bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (Kiri) usai melakukan pertemuan antara TNI dan POLRi di Mabes TNI, Jakarta, Senin (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, di waktu mendatang hubungan TNI-Polri tidak akan lagi panas-dingin. Menurutnya ke depan semuanya akan selalu teduh sehingga rakyat tenang dan senang.

"Ke depan sudah tidak ada yang panas-dingin. Saya akan berjalan dengan Kapolri beriringan. Di mana wiayah yang terjadi panas dingin, nanti kita akan datang berdua, doakan saja," ujarnya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (11/12).

Hadi menuturkan, ke depan, semua wilayah yang terdapat TNI dan Polri akan dingin, adem, terayomi, dan teduh. Dengan terciptanya situasi tersebut, kata dia, masyarakat bisa senang dan tenang. Dirinya memiliki komitmen dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk ke wilayah yang dinilai terjadi panas-dingin bersama-sama.

"Saya punya komitmen dengan Kapolri, ke mana mana berdua, di mana saja. Mudah-mudahan tidak terjadi ada wilayah yang panas-dingin," jelasnya.

Sementara itu, Tito menyebutkan, masalah panas-dingin hubungan TNI-Polri sebagai suatu dinamika. Itu terjadi lantaran anak buah mereka berdua sama-sama banyak. Ia pun mengambil contoh perbedaan pendapat yang terjadi di keluarga.

"Karena Polri jumlahnya 440.000, sementara TNI lebih dari 500.000. Anak-anaknya banyak, anak Panglima TNI banyak, anaknya Kapolri banyak. Suami istri saja kadang beda pendapat, saudara kakak beradik beda pendapat. Itu wajar saja," kata Tito.

Ia melanjutkan, apabila memang terjadi perbedaan pendapat, akan mereka selesaikan persoalan tersebut. Tito menekankan, yang jelas tidak boleh ada pelanggaran hukum yang disebabkan oleh perbedaan pendapat tersebut. Jika ada, maka Polri akan menindak tegas anggota yang tidak benar.

"Itu bukan institusi, itu oknum-oknum. Biasa, organisasi besar pasti ada saja oknum-oknum yang tidak beres. Kita selesaikan mereka, kita tindak tegas mereka," jelasnya.

Menurut Tito, yang terpenting adalah komitmen di tingkat pimpinan. Bagaimana pimpinan TNI-Polri membangun sinergi yang sebaik-baiknya dan dengan setulus hati. "Komitmen di tingkat pimpinan untuk membangun sinergi sebaik-baiknya, yang tulus, saya kira itu yang paling penting," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement