REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat disertai angin kencang melanda Ibu Kota pada Senin (11/12) siang hingga sore WIB mengakibatkan banjir di sebagian wilayah. Banjir setinggi lutut orang dewasa terjadi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, di antaranya Jalan Adityawarman dan Jalan Pattimura.
Akibatnya, beberapa mobil mengalami mogok. Pengendara sepeda motor juga ada yang jatuh saat berusaha menerjang banjir.
Wilayah Jakarta Selatan lainnya, yakni Jalan Gatot Subroto, juga mengalami banjir setinggi kurang lebih 50 sentimeter (cm). Selain itu, adanya pekerjaan jalan ditambah banjir membuat Jalan Terusan HR Rasuna Said hingga Mampang Prapatan macet parah. Banjir setinggi 80 cm juga membuat terowongan di Dukuh Atas tidak bisa dilalui kendaraan.
Camat Setiabudi Dian Erlangga mengatakan, banjir mulai datang sejak pukul 14.00 WIB atau tepat setelah hujan berlangsung satu jam. Dia menerangkan, kolong Dukuh Atas terendam hingga setinggi pinggul orang dewasa.
"Di kolong Dukuh Atas situ ada cekungan, makanya jadi banjir lumayan tinggi, dan tadi Jakarta diguyur hujan deras banget. Tapi, tadi sekitar pukul 15.30 WIB, banjir sudah berhasil surut," kata Dian, Senin.
Menurut Dian, terdapat empat titik banjir di Kecamatan Setiabudi dan banjir di kolong Dukuh Atas termasuk yang tertinggi. Tiga titik lainnya berada di kompleks rumah menteri, Jalan Denpasar, Jalan Prof Dr Satrio, dan Setiabudi Barat. Pihaknya pun bekerja sama dengan polsek, satpol PP, dan dishub bekerja menyurutkan air dan mengatur lalu lintas.
Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) ikut diterjunkan untuk mengoperasikan dua pompa air agar banjir cepat surut. Alhasil, sekitar pukul 15.30 WIB, mobil dan motor dari arah Manggarai dan Karet sudah bisa kembali melalui jalan tersebut.
Lurah Karet Tengsin Ikhsan Kamil mengatakan, penyebab banjirnya terowongan Dukuh Atas disebabkan panel listrik pompa penyedot air tidak berfungsi. Selain itu, debit air hujan yang sangat tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya membuat terowongan terendam karena lokasinya paling rendah.
"Kebetulan mesinnya itu tiga dari lima panelnya rusak. Masalahnya (juga) debit air sangat tinggi. Hujan kali ini, debit air melebihi hujan-hujan seperti biasanya," kata Ikhsan saat ditemui di gedung pompa Terowongan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Senin.
Ikhsan menjelaskan, proses penyedotan air membutuhkan waktu cukup lama karena mesin pompa yang bisa digunakan hanya dua unit. Oleh karena itu, air dari selokan terowongan disedot dan langsung dibuang ke Kanal Banjir Barat (KBB).
Dari pantauan Republika sekitar pukul 15.30 WIB, lalu lintas di jalan tersebur sudah normal kembali. Sebelumnya, arus lalu lintas dari arah Jalan Margono menuju terowongan Dukuh Atas dialihkan ke Jalan Jenderal Sudirman.
Kapolsek Metro Setiabudi AKBP Rachmat Sumekar mengatakan, pihaknya menurunkan beberapa personel untuk mengatur kendaraan yang akan memutar balik di Dukuh Atas. Dia menuturkan, di empat titik banjir, dua personel diterjunkan untuk mengatasi penumpukan kendaraan.
"Bantu kendaraan untuk atur lalu lintas karena banjir, mobil tidak bisa lewat," kata Rachmat. Meski banjir sudah surut, lanjut dia, petugas tetap disiagakan di lokasi untuk memantau keadaan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meminta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait penanganan banjir tidak malah sibuk membuat laporan kepadanya. Dia menginstruksikan, penanganan banjir harus cepat dilakukan di lapangan.
"Di saat-saat ini saya enggak mau merepotkan mereka untuk memberikan laporan ke saya, yang penting pelayanan kepada publiknya all out dan segera," kata Sandiaga di Balai Kota DKI, kemarin.
Sandiaga mengaku memantau semua genangan yang ada di Jakarta melalui aplikasi Jakarta Smart City. Dia mengeluarkan gawainya dengan membuka aplikasi itu saat ditanya kondisi banjir di beberapa titik Ibu Kota. Sandiaga yang menunjukkan adanya banjir di beberapa titik lekas meminta SKPD terkait berinisiatif cepat menyelesaikan masalah.
Dia mengaku telah menginstruksikan agar pompa beroperasi dengan maksimal. Selain itu, saluran air juga harus terus dibersihkan dari kotoran yang menyumbat. Sandiaga mengungkapkan, dari aplikasi Jakarta Smart City, ia mengetahui adanya pompa yang bermasalah.
(rahma sulistya/mg01/antara/mas alamil huda, Pengolah: erik purnama putra).