REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof Kamaruddin Amin telah melepaskan 50 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Tangerang, Senin (11/12) malam. Puluhan guru agama yang akan berkiprah dalam program bina kawasan ini akan diterjunkan ke 25 Kabupaten yang ada dalam 19 provinsi.
Kamaruddin mengatakan, pengiriman guru agama ke daerah terpencil tersebut salah satunya untuk membentengi NKRI dan untuk menjauhkan masyarakat dari aliran radikalisme.
"Jadi ini untuk membetengi atau mengantisipasi kemungkinan adanya penetrasi dari luar misalnya radikalisme. Itu juga bisa dua tujuan sekaligus," saat diwawancara Republika.co.id usai acara pelepasan tersebut.
Di samping itu, kata dia, memang banyak daerah tertinggal yang belum tersentuh oleh pemerintah, sehingga perlu dibantu oleh guru agama. Apalagi, menurut dia, ada beberapa daerah yang masyarakatnya belum paham sama sekali tentang agama.
Karena itu, tambah dia, dengan dikirimkannya guru agama yang mempunyai pemahaman Islam moderat ini nantinya masyarakat di daerah terpencil bisa mengamalkan ajaran Islam dengan lebih baik lagi.
"Ini kita jamin ini. Mereka adalah anak-anak santri yang kita sudah seleksi dan kami pastikan pertama mereka punya pengetahuan keagamaan yang insya Allah memadai untuk kebutuhan di desa, di daerah di mana mereka akan bekerja dan juga pemahamannya moderat," ucapnya.
Sementara, Direktur PAI, Imam Safei mengatakan, pengiriman guru agama ini merupakan program Bina Kawasan yang baru pertama kali dilaksanakan pada 2017. Ia berharap tahun depan guru agama yang dikirimkan ke daerah terpencil bisa lebih banyak lagi.
"Corak keislaman di daerah perbatasan merupakan corak keislaman Indonesia itu sendiri. Oleh karenanya, kami merasa berkewajiban untuk memperkuat Islam yang moderat dan mengokohkan NKRI di daerah perbatasan itu," ujar Imam.