REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan Indonesia negara yang harmonis. Padahal Indonesia memiliki keberagaman. Menurut dia, perbedaan yang dimiliki, termasuk perbedaan agama justru menyatukan masyarakat.
"Indonesia punya banyak suku, etnis, tapi jika dibandingkan negara lainnya khususnya negara muslim seperti Arab Saudi masih stabil. Di Indonesia pendidikan agama ada dua tujuan, tidak didoktrin dan mendorong harmonisasi masyarakat," ujarnya, usai acara 'Violent Extremisme & Religious Education in Southeast Asia' di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta, Senin (11/12).
Sementara Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP) Din Syamsudin menambahkan keberagaman umat beragama di Indonesia yang rukun dan damai telah diakui oleh dunia.
"Tingkat kerukunan masyarakat Indonesia relatif bagus dan diakui dunia. Ini karena baik agama di Indonesia sejatinya mengajarkan kasih sayang dan perdamaian, dan sesungguhnya itulah watak sejati agama-agama," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan tiga langkah strategis untuk memperkuat keberagaman umat di Indonesial. Pertama, mewujudkan dan mengembangkan kerukunan umat beragama di dalam negeri. Kedua, mempromosikan kehidupan berlandaskan pancasila, rukun, damai dan bersatu.
"Terakhir saya diminta menjadikan Islam yang wasathiyah, Islam yang rahmatal lil alamin sebagai pedoman untuk menyebarkan Islam moderat serta agama membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat," jelasnya.