Selasa 12 Dec 2017 10:36 WIB

Tidak Ditemukan Kasus Difteri di Wilayah Ini

Balita menangis saat disuntik imunisasi difteri di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Balita menangis saat disuntik imunisasi difteri di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai saat ini belum mendapatkan laporan adanya warga yang terserang penyakit difteri. Sekretaris Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Priyanta Madya Satmaka di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan pihaknya tetap waspada dan mengajak warga rutin melakukan imunisasi.

"Sampai saat ini di daerah kita belum ada kasus difteri. Suspect (difteri) juga belum ada," kata Priyanta.

Dia mengatakan kasus difteri muncul karena masyarakat tidak mengimunisasi anaknya. Padahal, imunisasi merupakan pencegahan utama penyekit yang menyerang tenggorokan ini.

"Kami mengajak masyarakat untuk membawa balitanya rutin diimunisasi, jangan sampai tidak diimunisasi," katanya. Ada tiga cara hindari difteri.

Priyanta mengatakan pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui puskesmas, dengan sasaran kepada masyarakat desa. Harapannya bisa mencegah kasus difteri. Kalau ditemukan tanda-tanda difteri yang menyerang keluarga atau para tetangganya, warga bisa membawa langsung ke puskesmas atau rumah sakit.

"Puskesmas menjadi sarana informasi untuk meningkatkan upaya pencegahan," katanya.

Ia berharap warga tidak khawatir melihat banyaknya kasus penyakit difteri di berbagai daerah. Terpenting adalah imunisasi dan menjaga kebersihan lingkungan. "Kami lakukan fluorid untuk menetralkan air dari beberapa penyebab bakteri, di lokasi bekas bencana banjir," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement