Selasa 12 Dec 2017 14:49 WIB

Tak Punya KIS, Petugas Abai, Bayi Ini Akhirnya Meninggal

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agus Yulianto
  Menkes Nila Farid Moeleok (kiri) dan Direktur Hukum, Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Purnawan Basundoro (kanan) saat konferensi pers terkait Program Indonesia Sehat di Kantor Kemenkes Jakarta, Rabu (5/11). (Antara/Andika Wahyu)
Menkes Nila Farid Moeleok (kiri) dan Direktur Hukum, Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Purnawan Basundoro (kanan) saat konferensi pers terkait Program Indonesia Sehat di Kantor Kemenkes Jakarta, Rabu (5/11). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah pilu dialami Icha Selfia. Balita berusia tujuh bulan ini harus menghebuskan napas terakhir, pada Ahad (10/12), setelah petugas Puskesmas Sidamula, Kabupaten Brebes, Jateng menolak menangani karena orangtuanya tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

"Saya hanya membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu Jamkesmas,"  kata orang tua Icha, Emiti (32 tahun).

Menurut Emiti, anaknya mulai terlihat sakit pada Jumat malam. Saat itu dia membawa ke tukang urut di dekat rumahnya. Tetapi tukang urut meminta supaya bocah tak berdosa ini dibawa ke puskesmas. Kemudian Emiti berjalan kaki membawa Icha ke Puskesmas Sidamulya.

Tapi, sampai puskesmas, dia sama sekali tidak dilayani petugas setempat. "Saya datang ke puskesmas pada Sabtu (9/12). Tapi, sampai di sana tidak dilayani," tuturnya.

Emiti mengaku, saat itu sudah meminta petugas menangani anaknya segera. Namun, petugas menanyakan apakah anaknya sudah terdaftar sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau tidak. Emiti mengaku, hanya membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu Jamkesmas miliknya. Sementara anaknya belum punya kartu KIS sehingga petugas kesehatan ini tidak mau melayani.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku, telah menegur petugas pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) Sidamulya, Brebes, Jawa Tengah (Jateng) karena tidak memberikan pelayanan kesehatan pada bayi perempuan asal Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Brebes yaitu Icha Selfia (tujuh bulan) yang kemudian membuat ia meninggal dunia lantaran menderita sakit muntah dan berak (muntaber).

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo mengaku,pihaknya telah menegur petugas puskesmas setempat. "Pembinaan dan teguran petugas sudah dilakukan supaya ke depannya tidak terulang," ujarnya kepada Republika saat ditemui usai menghadiri Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop), di Jakarta, Selasa (12/12).

Disatu sisi, Kemenkes merasa ikut prihatin karena tenaga kesehatan ini tidak melihat bayinya melainkan hanya sisi administrasi. Tetapi, kata dia, keluarga pasien ketika ke bidan ketika dianjurkan kontrol namun tidak melakukannya.

Sementara itu, menteri kesehatan (menkes) Nila F Moeloek menambahkan, dirinya terus berkomunikasi danmembicarakan persoalan ini dengan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah. "Kami investigasi dulu mana yang benar," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement