REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Niatnya ini semata-mata bertujuan untuk memperbaiki Partai Golkar.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai, setiap anggota yang setidaknya selama lima tahun menjadi pengurus Golkar boleh saja mengajukan diri sebagai ketua umum. Namun pertarungan pencalonan ketua umum akan disesuaikan dengan jumlah dukungan.
Tokoh senior Golkar ini berpendapat, tidak mudah bagi Titiek Soeharto untuk terpilih sebagai ketua umum Golkar. Sebab, saat ini dukungan terbanyakn sudah mengarah ke Airlangga Hartarto. "Tergantung dukungan, kita lihat sendiri dukungan terbanyak sudah ke Airlangga, jadi tidak mudah untuk itu," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (12/12).
Jusuf Kalla menghargai keinginan Titiek Soeharto untuk maju sebagai ketua umum Golkar. Namun menurut Jusuf Kalla, tampaknya DPD I dan DPD II Golkar sudah menentukan sikap. "Kita menghargai keinginan Titiek untuk maju, tapi DPD I, II kelihatannya sudah menentukan sikap," kata Jusuf Kalla.
Sebelumnya diberitakan, Titiek juga mengungkapkan jika dirinya telah melakukan komunikasi dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I dan II Golkar. Titiek juga mengaku tidak meminta restu kepada Jokowi terkait pencalonan dirinya sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar.
Nama Titiek disebut-sebut sebagai salah satu calon pengganti Setya Novanto dalam perebutan kursi pimpinan Ketua Umum Partai Golkar. Selain dia, ada tiga nama lain yang disebut-sebut sebagai calon ketua umum partai yang khas dengan warna kuning tersebut, antara lain Airlangga Hartarto, Idrus Marham, dan Aziz Syamsudin.