Selasa 12 Dec 2017 17:09 WIB

Bio Farma Siapkan Pasokan Vaksin Difteri Berkualitas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Vaksin
Foto: pixabay
Vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bio Farma sebagai badan usaha milik negara (BUMN) penghasil vaksin, sangat memprioritaskan kebutuhan vaksin dalam negeri, termasuk vaksin difteri. Bio Farma menelaah kembali kebijakan permintaan ekspor vaksin difteri mengingat saat ini kejadian tersebut masuk ke dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Dengan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri dalam beberapa pekan terakhir, Bio Farma melakukan kebijakan untuk menelaah kembali permintaan ekspor vaksin difteri melalui UNICEF untuk negara berkembang, dengan merelokasi sementara waktu, guna memenuhi permintaan vaksin difteri dalam negeri," ujar Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (12/12).

 

Pemerintah, kata dia, melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan penanggulangan segera untuk memutuskan penularan, menurunkan jumlah kasus difteri, dan pencegahan, agar penyakit tersebut tidak semakin meluas melalui tindakan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri. ORI difteri dilakukan di tiga provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, dengan vaksin yang mengandung difteri.

 

"Kami, memiliki pasokan vaksin dengan kandungan difteri yaitu Difteri Tetanus Pertusis, Hepatitis B, Haemophylus Influenza Type B (DTP-HB-Hib) untuk anak usia 1-5 tahun, Difteri Tetanus (DT) untuk anak usia 5-7 tahun dan Tetanus Difteri (Td) untuk anak usia 7-19 tahun," ujarnya.

 

Vaksin vaksin tersebut, diberikan untuk pencegahan penyakit difteri, sedangkan untuk penderita difteri, Bio Farma akan menyiapkan Anti Difteri Serum (ADS). "Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap mutu vaksin buatan Bio Farma, karena produk yang dihasilkan melalui pengawasan kualitas yang ketat, dan sistem rantai dingin (cold chain system) dengan teknologi Vaccine Vial Monitor (VVM) untuk menjamin vaksin berkualitas, aman dan efektif," tambah Bambang.

 

Pada 5-7 Desember 2017 lalu telah diselenggarakan pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan Negara negara Islam di Jeddah Arab saudi. Hasil pertemuan tersebut, Indonesia dinyatakan sebagai pusat penelitian bersama (Centre of Excellence) untuk bidang vaksin dan Bioteknologi. Sebelum dinyatakan sebagai Centre of Excellence, Bio Farma sudah terlebih dahulu mengeskpor produk-produk vaksinnya termasuk vaksin yang mengandung difteri ke negara-negara Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement