REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan mencari kejelasan atau melakukan tabayun terkait adanya seminar berjudul 'Jejak pelacur Arab dalam seni baca Alquran di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara. Pasalnya, judul seminar tersebut dianggap telah merendahkan kitab suci umat Islam.
Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Plt Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kemenag, Imam Safei menjelaskan, pihaknya masih akan mengklarifikasi persoalan tersebut kepada pihak rektorat UIN Sumatera Utara. "Saya belum tahu, belum dengar. Saya tak konfirmasi dulu ya," ujar Imam saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (12/12).
Imam megatakan, akan melihat konteks persoalannya dulu dan apa tujuan diberikannya judul yang kontroversial seperti itu. Menurut dia, jika tidak mengetahui konteksnya terlebih dulu, maka pihaknya sulit memberikan penilaian. "Saya akan lihat konteksnya seperti apa, karena saya belum tahu secara utuh seperti apa. ,sulit meeberikan penilaian kalau belum melihat faktanya itu," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, jika judul seminar tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam dan tidak layak dipublikasikan, maka pihaknya akan menegur penyelenggara. "Kalau tidak sesuai dengan kaidah yang menyangkat layak seperti itu, kita akan tegur. Makanya, saya akan tabayun atau klarifikasi dulu," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menyesalkan adanya seminar yang berjudul 'Jejak pelacur Arab dalam seni baca Alquran di UIN Sumatera Utara. Menurut Anwar, judul seminar tersebut telah jelas sangat tendensius dan merendahkan kitab suci umat Islam.
"MUI menyesalkan dengan sangat seminar yang diselenggarakan oleh UIN Sumatera Utara dalam rangka dies natalis ke 44 yang berjudul jejak pelacur Arab dalam seni baca Alquran," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikirimkan Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Selasa (12/12).