REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC--- Pesiden AS Donald Trump mengatakan Amerika harus memperbaiki sistem imigrasinya menyusul serangan bom di New York City, yang menyebabkan setidaknya empat orang terluka. Dilansir di Aljazirah, Selasa (12/12), Trump meminta Kongres untuk merevisi kebijakan migrasi negara tersebut, yang memungkinkan imigran untuk membawa masuknya keluarga lain ke AS.
"Teror hari ini memasuki negara kita melalui migrasi keluarga besar, yang tidak sesuai dengan keamanan nasional," katanya.
Ia mengatakan Amerika harus memperbaiki sistem imigrasi yang lemah, yang memungkinkan terlalu banyak orang yang berisiko dan tidak memiliki hak untuk masuk AS.
Trump juga meminta kepada anggota parlemen AS untuk meningkatkan jumlah petugas imigrasi di negara tersebut. Peningkatan ini berkaitan dengan penangkapan dan penahanan serta mengakhiri kecurangan dan penyalahgunaan dalam sistem imigrasi.
"Mereka yang terbukti terlibat dalam tindakan teror berhak mendapatkan hukuman terkuat yang diijinkan oleh undang-undang, termasuk hukuman mati dalam kasus yang tepat," kata dia.
Mahkamah Agung AS memberikan izin kepada pemerintah Presiden Trump untuk menerapkan secara penuh larangan perjalanan kontroversial yang melarang orang dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim memasuki negara tersebut pada 4 Desember.
Tersangka dalam serangan Senin, Akayed Ullah (27), pindah ke AS dari Bangladesh pada 2011. Menurut pihak berwenang, dia masuk ke negara tersebut dengan visa F43 yang dikeluarkan atas dasar dia memiliki koneksi keluarga dengan warga negara Amerika.
Departemen Keamanan Dalam Negeri telah mengkonfirmasi bahwa dia adalah penduduk tetap yang sah dan permanen di AS.
Ullah diduga telah melakukan serangan dengan menggunakan alat peledak berteknologi rendah.
Juru bicara NYPD mengatakan ledakan tersebut terjadi di area Terminal Bus Otoritas Pelabuhan, dekat 42nd Street dan 8th Avenue, yang juga dekat dengan Times Square. Kedutaan besar Bangladesh di Washington, DC telah mengutuk serangan tersebut.
"Pemerintah Bangladesh berkomitmen untuk menyatakan kebijakan 'Zero Tolerance' terhadap terorisme," kata kedutaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Senin.
Polisi belum menyampaikan motif dari serangan ini. Polisi akan melakukan penyelidikan penuh terhadap ledakan tersebut, yang juga terekam CCTV.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement