Selasa 12 Dec 2017 21:00 WIB

Penerjemahaan Karya Cendikiawan Muslim Menjadi Pijakan

Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui penerjemahan, teori-teori yang diungkapkan oleh cendekiawan Muslim menjadi sebuah pijakan dalam pengembangan bidang selanjutnya. Dalam bidang optik, misalnya, karya-karya Muslim menjadi fondasi penting bagi perkembangan ilmu tersebut.

Sejumlah cendekiawan Muslim yang ahli di bidang optik mengembangkan ilmu mereka dan melakukan kritik serta menghapus asumsi keliru para pemikir Yunani tentang optik. Hunain bin Ishaq dan Al-Kindi termasuk yang melontarkan kritik itu.

Namun, memang, Ibn Al-Haytham merupakan ilmuwan yang lebih dikenal membuat gebrakan revolusioner dalam bidang optik. Ia berhasil menjelaskan fakta-fakta utama dari persepsi visual dan mengubah tujuan serta ruang lingkup teori optik secara mendasar.

Selain itu, Haytham pun mampu mengintegrasikan teori optik ke dalam teori anatomi dan fisiologis. Karya-karyanya tentang optik ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia dan memengaruhi perkembangan optik di Barat.

Perkembangan farmasi di Barat juga mendapat pengaruh dari umat Islam. Seorang penulis, Levey, mengatakan, sebenarnya karya-karya dalam bahasa Latin mengenai bidang itu merupakan kompilasi yang sedikit diubah dari karya-karya Muslim sebelumnya.

Sebagai contoh, buku berjudul Conciliator and De Venenorum Remediis karya Albano, seorang professor di Padua pada tahun 1306, hanyalah sebuah intisati dari karya Ibn Rushd dan Al Maradini yang telah dicetak berulang kali selama bertahun-tahun.

Sebagian besar karya terkait dengan apotek, menurut Levey, sangat dipengaruhi oleh karya-karya Ibnu Sina, Ibnu Sarabiyun yang akrab dipanggil Serapion, Al-Zahrawi, dan Ibnu Masawaih yang dikenal pula dengan nama Al-Maradini.

Seorang dokter termasyhur yang hidup pada abad ke-15 bernama Saladin mengungkapkan, Muslim telah menciptakan kategorisasi dalam bidang farmasi ini, antara lain soal pemeriksaan dari apoteker, kualitas yang diinginkan apoteker, obat-obatan pengganti, dan senyawa obat-obatan.

Pengaruh Islam dalam bidang farmasi menyelusup hingga Jerman, Prancis, Inggris, dan Spanyol. Ini terlihat dari daftar bahan-bahan keperluan farmasi, seperti tumbuhan, mineral, senyawa obat-obatan untuk penggunaan internal dan eksternal, minyak, serta pil.

Sebagian besar bahan-bahan yang telah lama digunakan di dunia Islam itu masih digunakan di negara-negara tersebut hingga akhir abad ke-19.

Disarikan dari Mozaik Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement