REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Barat menggelar Program Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di wilayah pesisir Lombok Barat.
Sekretaris PMI Lombok Barat Mustarudin mengatakan, program ini mendapat dukungan dari America Red Cross dan telah berjalan sejak lima tahun terakhir.
"Program PERTAMA ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir Kabupaten Lombok Barat agar siap siaga terhadap bencana alam," ujar Mustarudin di Lombok Barat, Selasa (12/12).
Dalam program ini, PMI Lombok Barat telah menanam 260 ribu bibit mangrove di wilayah Lombok Barat, dan penanaman 10 ribu bibit untuk vegetasi pantai.
PMI Lombok Barat juga dipercaya melanjutkan program PERTAMA tahap II di daerah Sekotong Tengah, Cemare dan Jatisela. Khusus Jatisela, merupakan hadiah dari Dubes Amerika mengingat hal ini permintaan Bupati Lombok Barat mengenai Unit Pengolahan Sampah.
"Kami sangat berharap setelah berakhirnya program ini, masyarakat desa yang menjadi lokasi program serta Pemerintah Daerah bisa mengawal dan mengawasi hasil yang sudah kita capai ini," lanjut Mustarudin.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengapresiasi organisasi yang sudah membantu dalam mengatasi bagian dari permasalahan yang dihadapi di Lombok Barat, terutama dukungan dari para Kepala Desa yang menjadi lokasi program PERTAMA.
"Saya yakin apapun yang pemda lakukan, tanpa ada dukungan dari rekan-rekan Kepala Desa tentunya apa yang kita harapkan akan sulit kita capai," lanjut Fauzan.
Fauzan menambahkan, salah satu yang membanggakan dari program ini adalah terintegrasinya berbagai macam kepentingan serta berbagai macam manfaat yang diperoleh.
"Dari sisi lingkungan sudah jelas, bagaimana bisa tanaman mangrove ini tidak hanya bermanfaat dari segi lingkungan, tetapi juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat," kata Fauzan menambahkan.