REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hiburan layar tancap memiliki sejarah tersendiri di kalangan masyarakat terutama kalangan kaum urban. Pada masa jayanya, hiburan layar tancap seolah bak seorang primadona yang bisa mengumpulkan warga satu kampung untuk saling bercengkrama dan menonton film bersama di luasnya tanah lapang ditemani gelapnya langit malam.
Siang itu, Senin (11/12) di sebuah lahan kosong yang berada di Jalan Mawar, Bojongsari, Kota Depok Jawa Barat, sekelompok pegiat film layar tancap tengah disibukkan dengan sejumlah peti-peti yang berisikan peralatan hiburan lawas. Mereka yang tergabung dalam komunitas Gabungan Film keliling (GFK) menggelar kegiatan arisan film yang menjadi ajang berkumpulnya para pengusaha film layar tancap. Di sela-sela pertemuan tersebut mereka juga menggelar kegiatan menonton film layar tancap dengan memasang empat layar sekaligus dalam satu waktu secara bersamaan.