REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) akan sulit mengalahkan Airlangga Hartarto dalam pemilihan ketua umum yang akan dilaksanakan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar pada Desember 2017. Namun, JK mengapresiasi niat Titiek maju sebagai calon ketua umum.

"Semua anggota pengurus Golkar yang setidak-tidaknya lima tahun menjadi pengurus boleh mengajukan diri, tergantung dukungan, tapi kita lihat sendiri dukungan terbanyak sudah ke Airlangga, jadi tidak mudah untuk itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, Titiek mengumumkan keinginannya untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar dalam Munaslub, dan mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pemilik suara dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) I dan II.

Namun, Wapres yang juga politisi senior Partai Golkar itu menyangsikan langkah Titiek akan membuahkan hasil karena ia menilai DPD I dan II sudah menentukan sikap. "Kita menghargai keinginan Titiek untuk maju, tapi DPD I, II kelihatannya sudah menentukan sikap," katanya.

Wapres JK secara terbuka telah mengumumkan dukungannya kepada Airlangga untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar dengan menyebut menteri perindustrian itu sebagai calon yang paling sedikit bermasalah dan tidak pernah berurusan dengan KPK.

Sementara itu, Airlangga mengklaim telah mendapat dukungan dari 34 DPD 1 Golkar se-Indonesia untuk maju sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto yang menjadi tersangka kasus korupsi KTP-e.

Airlangga juga mengaku mendapat dukungan dari tiga organisasi kemasyarakatan pendiri Partai Golkar, yakni Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Ikuti Whatsapp Channel Republika