REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Angkatan udara Cina melakukan lebih banyak patroli pengepungan pulau di dekat Taiwan, kata militernya, Selasa (12/12), setelah diplomat penting Cina mengancam akan menyerang Taiwan jika kapal perang AS berlabuh di sana.
Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang tidak patuh kepadanya dan tidak pernah menyangkal tentang penggunaan kekerasan untuk membawa Taiwan ke bawah kendalinya.
Sejumlah jet tempur Cina, pesawat pengebom dan pesawat pengintai melakukan patroli laut secara tetap dan terencana pada Senin untuk melindungi kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, kata juru bicara Angkatan Udara Shen Jinke di laman cabang militer tersebut.
Pesawat pengebom H-6K, jet tempur Su-30 dan J-11 serta pesawat pengintai, pesawat peringatan dini dan pesawat pengisian bahan bakar terbang di atas Selat Miyako di selatan Jepang dan Terusan Bashi antara Taiwan dengan Filipina untuk "menguji kemampuan tempur sesungguhnya", demikian Shen.
Menteri Pertahanan Taiwan Feng Shih-kuan mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka telah mengirim pesawat terbang dan kapal untuk memantau aktivitas militer Cina dan latihan militer tersebut adalah hal biasa serta masyarakat tidak perlu khawatir.
Cina telah melakukan beberapa kali patroli serupa di dekat Taiwan pada tahun ini, dengan mengatakan praktik semacam itu telah dinormalisasi saat menekan program modernisasi militer yang mencakup pembangunan kapal induk serta petempur bayangan untuk memberikannya kemampuan memproyeksikan kekuatan melebihi dari batas pantainya.
Beijing sering menyebut Taiwan sebagai masalah paling sensitif dan penting antara pihaknya dan AS. Taiwan dipersenjatai dengan baik, kebanyakan dengan persenjataan AS, namun telah menekan Washington untuk menjual peralatan berteknologi tinggi kepadanya demi usaha yang lebih baik dalam menghalangi Cina.
Pada September, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk tahun fiskal 2018, yang memberi wewenang kunjungan timbal balik oleh kapal angkatan laut antara Taiwan dan AS. Hal tersebut mendorong seorang diplomat senior AS pada pekan lalu untuk mengatakan Cina akan menyerang Taiwan seketika setiap kapal angkatan laut AS berlabuh di Taiwan.
Cina mencurigai Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang memimpin Partai Progresif Demokratik dan berpihak pada kemerdekaan Taiwan, ingin mengumumkan kemerdekaan resmi pulau tersebut. Tsai mengatakan ia ingin menjaga perdamaian dengan Cina, namun akan mempertahankan keamanan Taiwan.