REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz mualaf Felix Siauw menanggapi peristiwa yang dialami Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu, khususnya terkait dengan akan dilaporkannya kasus itu ke Mabes Polri oleh tim GNPF Ulama. Menurut dia, jika ada sesuatu yang salah dengan tindakan Ormas Bali di sana, maka sudah seharusnya dilaporkan ke pihak berwajib.
"Biar polisi yang menyelesaikan secara langsung. Karena tidak boleh penduduk sipil, memaksa penduduk sipil melakukan hal yang diinginkan. Kalau ada yang salah laporkan saja, dengan bukti-buktinya," ujar Felix di Jakarta, Selasa (12/12) kemarin.
Menurut Felix, tindakan intimidasi tersebut harus dihentikan karena akan dapat memecah belah bangsa. Apalagi, kata Felix, tindakan intimidasi semacam itu hanya dilandasi tuduhan tanpa bukti, tapi hanya dilandasi klaim anti NKRI dan Pancasila.
"Karena apa? Karena orang dengan mudah sekali menuduh seseorang anti-NKRI, anti-Pancasila atau intoleransi. Padahal, intimidasi atau persekusi itu intoleransi itu sendiri," tegasnya.
Narasi-narasi tersebut, menurut Felix, sebenarnya hanya untuk menutupi tujuan segelintir orang saja. Yaitu, orang yang ingin negara ini tidak boleh berdasarkan agama. "Makanya, kemudian yang dimunculkan isu-isu seperti itu. Maka, kemudian siapa pun yang berdakwah, dan memberikan penjelasan Islam, seolah-olah mereka anti-NKRI dan anti-Pancasila," kata dia.
Seperti diketahui, sebelumnya, kedatangan Ustaz Abdul Somad untuk mengisi safari dakwah di Provinsi Bali sempat mendapat penolakan dari sejumlah anggota organisasi masyarakat (ormas) kepemudaan yang menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB).
Massa yang jumlahnya kurang dari 100 orang ini beranggotakan Laskar Bali, Banaspati, Patriot Garuda Nusantara (PGN), Perguruan Sandhi Murti, dan ormas kepemudaan lainnya. KRB sempat menghadang Ustaz Somad di Hotel Aston, Denpasar, tempatnya menginap. Unjuk rasa itu berakhir dengan mediasi dan safari dakwah Ustaz Somad pun kembali dilanjutkan.