Rabu 13 Dec 2017 11:03 WIB

PBB Minta Blokade Yaman Segera Diakhiri

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak Yaman dirawat di rumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran.
Foto: Yahya Arhab/EPA
Seorang anak Yaman dirawat di rumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta koalisi Arab Saudi segera mengakhiri blokade terhadap Yaman. Berdasarkan data PBB, sedikitnya delapan juta orang dihantam bencana kelaparan akibat isolasi tersebut.

Kordinator bidang kemanusiaan PBB Jamie McGoldrick mengajak semua pihak memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan yang terhambat akibat blokade seperti yang dipersyaratkan oleh hukum humaniter internasional. Dia mengatakan, kondisi tersebut terus diperparah dengan ditutupnya akses laut, udara dan darat oleh koalisi Saudi.

"Sekitar 8,4 juta warga Yaman bergantung pada air, makanan, obat-obatan dan tempat bernaung dari PBB," kata Jamie McGoldrick seperti dikutip Morning Star, Rabu (13/12).

McGoldrick mengatkaan, dihilangkannya blokade membuat akses bantuan ke Yaman dapat masuk ke negara tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahaya wabah kolera yang menghantui warga.

Penyakit mematikan tersebut sebagian besar menyerang anak-anak. WHO memperkirakan sedikitnya satu juta orang akan terpapar Kolera hingga akhir tahun ini.

PBB mengatakan, sedikitnya satu juta warga terancam meninggal akibat kelaparan jika blokade tetap diterapkan. Bahkan, dia memperingatkan, kelaparan di Yaman akan lebih buruk lagi dibadning bencana serupa yang menimpa Sudan Selatan dan Somalia.

"Ini akan menjadi becana kelaparan terbesar dalam beberapa dekade terakir dengan jutaan korban," kata Juru Bicara bidang kemanusiaan PBB Mark Lowcock.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga meminta koalisi Arab Saudi segera mengakhiri blokade tersebut. Kendati, AS tetap memfasilitasi perlengkapan militer bagi tentara Arab Saudi.

Gedung Putih terlibat perjanjian perdagangan senjata dengan Arab Saudi senilai 110 miliar dolar. Amerika juga menawarkan bantuaj intelejen mereka di Yaman yang menyebakan serangan udara Arab Saudi di negara tersebut.

Sementara, PBB mencoba untuk memdiasai kelompok Houti dan presiden resmi Yaman Abed Rabboh Mansour Hadi yang tengah melarikan diri. Dalam negosiasi itu, Hadi meminta Houti menyerahkan kontrol terhadap ibu kota. Di lain pihak, Houti meminta masuk dalam badan pemerintah resmi negara.

Delapan Juta Rakyat Yaman dalam Jurang Kelaparan

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement